Selasa 12 Jul 2022 22:33 WIB

Pertunjukan Seni Selasa Wagen Kembali ke Malioboro

Sejumlah panggung pertunjukan menyebar di sepanjang kawasan Malioboro.

Red: Ani Nursalikah
Pertunjukan musik keroncong menghibur pengunjung saat acara Kangen Selasa Wagen di Malioboro, Yogyakarta, Selasa (12/7/2022) malam. Acara Kangen Selasa Wagen akhirnya kembali diadakan secara luring di Malioboro. Acara yang digelar setiap Selasa dan Wage dalam penanggalan Jawa ini berhenti saat mulai pandemi Covid-19 dua tahun lalu. Berbagai acara kesenian tampil di Malioboro hingga Titik Nol Yogyakarta. Aneka pertunjukan menjadi hiburan tambahan bagi wisatawan yang berkunjung ke Malioboro. Pertunjukan Seni Selasa Wagen Kembali ke Malioboro
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pertunjukan musik keroncong menghibur pengunjung saat acara Kangen Selasa Wagen di Malioboro, Yogyakarta, Selasa (12/7/2022) malam. Acara Kangen Selasa Wagen akhirnya kembali diadakan secara luring di Malioboro. Acara yang digelar setiap Selasa dan Wage dalam penanggalan Jawa ini berhenti saat mulai pandemi Covid-19 dua tahun lalu. Berbagai acara kesenian tampil di Malioboro hingga Titik Nol Yogyakarta. Aneka pertunjukan menjadi hiburan tambahan bagi wisatawan yang berkunjung ke Malioboro. Pertunjukan Seni Selasa Wagen Kembali ke Malioboro

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menggelar kegiatan seni-budaya "Selasa Wagen" di sepanjang kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta setelah dua tahun berhenti karena pandemi, Selasa (12/7/2022).

"Hari ini kita memulai aktivitas yang dulu pernah kita lakukan setiap Selasa Wage dan sempat terhenti beberapa saat karena pandemi," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji saat membuka pertunjukan dan pameran 11 Desa Budaya DIY sebagai awal rangkaian kegiatan "Selasa Wagen", Selasa.

Baca Juga

Selasa Wagen, menurut Aji, merupakan transformasi dari kegiatan bersih-bersih para pedagang kaki lima (PKL) Malioboro menjadi kegiatan rutin untuk melestarikan, mengembangkan, serta memajukan seni-budaya di DIY. Kegiatan tersebut rencananya bakal terus dilakukan setiap selapan hari atau 35 hari sekali dengan mempertimbangkan kasus penularan Covid-19 yang kian melandai.

"Sementara ini sudah aman. Mudah-mudahan tidak ada perkembangan (kasus Covid-19) lagi," kata Kadarmanta.

Pantauan Antara, sejumlah pertunjukan seni-budaya tradisional hingga kontemporer menghibur wisatawan yang berlalu lalang di kawasan sentra wisata belanja di Yogyakarta itu sejak pukul 15.30 WIB hingga malam hari. Sejumlah panggung pertunjukan menyebar di sepanjang kawasan Malioboro mulai dari depan Gedung BPD DIY hingga eks Gedung KONI. Karena sekaligus menjadi ajang uji coba Malioboro semi pedestrian, akses kendaraan bermotor di sepanjang kawasan itu pun ditutup sementara mulai pukul 18.00 hingga 21.00 WIB.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi menjelaskan beragam kegiatan yang disajikan untuk pengunjung selama kegiatan "Selasa Wagen" di Malioboro tidak sekadar dalam bentuk pementasan seni. Ada pula workshop batik ecoprint, workshop aksara Jawa, hingga karnaval busana tradisional.

Untuk kegiatan "Selasa Wagen" pada bulan-bulan berikutnya, Dian membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin menyuguhkan penampilan seni dan budaya di Malioboro. Mereka nantinya akan lebih dulu diseleksi oleh tim kurasi yang disiapkan Pemda DIY bersama Pemkot Yogyakarta.

"Kami ada tim kurasi dari DIY dan Kota Yogyakarta yang nanti akan memilih dan memilah mana saja yang bisa dipilih. Tidak kemudian serentak bisa tampil, tidak," katanya.

Ia memastikan tidak akan membatasi genre atau ragam kegiatan seni dan budaya yang bakal ditampilkan. "Semua varian seni, semua aktivitas budaya yang penting kami punya datanya dulu kemudian nanti ada tim kurator yang akan mengatur," kata Dian.

Seorang wisatawan asal Bandung, Jawa Barat, Audi (54 tahun) mengaku senang kegiatan "Selasa Wagen" di Malioboro digelar kembali. Menurut dia, salah satu event wisata di Kota Yogyakarta itu pernah ia ikuti sebelum pandemi.

"Bagus, semarak lagi, hidup lagi Kota Yogyakarta. Jadi nguri-uri (merawat) budaya lagi," kata Audi yang datang bersama suaminya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement