Kamis 14 Jul 2022 09:33 WIB

Zelenskyy Bahas Ekspor Gandum dengan Erdogan

Zelenskyy dan Erdogan bahas perlunya menyingkirkan blokade di pelabuhan demi gandum

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Gandum (Ilustrasi). Dunia akan tetap kekurangan gandum untuk beberapa waktu meskipun blokade pelabuhan dicabut oleh Rusia. Ukraina butuh sekitar enam bulan untuk membersihkan ranjau di perairan di sekitar pelabuhan Laut Hitam.
Foto: EPA-EFE/KHALED ELFIQI
Gandum (Ilustrasi). Dunia akan tetap kekurangan gandum untuk beberapa waktu meskipun blokade pelabuhan dicabut oleh Rusia. Ukraina butuh sekitar enam bulan untuk membersihkan ranjau di perairan di sekitar pelabuhan Laut Hitam.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan telah berbicara dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan. Mereka membahas perlunya untuk menyingkirkan blokade di pelabuhan-pelabuhan Ukraina dan mengembalikan ekspor gandum negara itu.

"Kami mengapresiasi dukungan (Turki), membahas pentingnya membuka blokade pelabuhan dan mengembalikan ekspor gandum Ukraina. Kami harus mencegah Rusia untuk mengambil gandum kami dari (wilayah yang diduduki)," cicit Zelenskyy, Kamis (14/7/2022).

Baca Juga

Sementara itu evakuasi warga Ukraina yang tinggal di desa garis depan Donetsk terus berlanjut di bawah serangan Rusia. Rekaman tim Anadolu Agency di lapangan menunjukkan evakuasi yang sedang berlangsung di desa-desa di wilayah Donetsk timur Ukraina, yang dikenal sebagai salah satu titik panas perang.

Tim sukarelawan dan perwakilan pasukan keamanan Ukraina membantu mereka yang menuntut evakuasi dari desa-desa yang jauhnya 1,5 mil dari garis depan. Mereka juga memberikan bantuan kemanusiaan bagi warga membutuhkan di wilayah tersebut.

Rekaman menunjukkan bahwa desa-desa rusak berat akibat bentrokan, terutama oleh kendaraan udara tak berawak (UAV) dan sistem artileri. Tim Anadolu Agency kerap mendengar ledakan selama evakuasi.

Igor Grunskiy, ayah dari sembilan anak, mengatakan dia harus meninggalkan rumahnya seperti banyak warga lainnya karena serangan hebat pasukan Rusia.

"Serangan semakin intensif. Saya harus pergi ... Keluarga saya dievakuasi ke Slovakia pada bulan Maret," katanya kepada Anadolu Agency.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement