Kamis 14 Jul 2022 12:23 WIB

Selandia Baru Gratiskan Masker dan Tes Rapid Antigen

Dalam beberapa pekan terakhir Selandia Baru mengalami lonjakan kasus infeksi Covid-19

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern bicara terkait perkembangan Covid-19
Foto: Mark Mitchell/New Zealand Herald via AP
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern bicara terkait perkembangan Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Pemerintah Selandia Baru mengumumkan masker dan tes rapid antigen gratis. Langkah ini upaya menahan penyebaran Covid-19 dan meringankan beban pada sistem kesehatan negara itu yang tengah menghadapi gelombang pasien Covid dan influenza.

Dalam beberapa pekan terakhir Selandia Baru mengalami lonjakan kasus infeksi Covid-19. Pihak berwenang kesehatan memprediksi gelombang virus omicron yang lebih buruk dari sebelumnya.

Baca Juga

Sistem rumah sakit sudah kesulitan dengan bertambahnya waktu tunggu. Operasi-operasi juga dibatalkan.

"Tidak diragukan kombinasi lonjakan kasus Covid-19 dan rawat inap, musim flu terburuk dalam beberapa waktu dan ketidakhadiran staf memberikan tekanan ekstrim pada pekerja kesehatan dan seluruh sistem kesehatan," kata Menteri Respon Covid-19 Selandia Baru Ayesha Verrall dalam pernyataannya, Kamis (14/8).

Selandia Baru yang dihuni 5,1 juta jiwa mencatat 11.382 kasus infeksi Covid-19. Sehingga totalnya ada 68.737 kasus aktif. Sebanyak 765 diantaranya dirawat di rumah sakit.

Negeri Kiwi sempat dianggap negara yang paling berhasil mengatasi pandemi virus korona. Negara yang terpencil itu berhasil bebas Covid-19 sampai akhir tahun lalu. Namun pemerintah mencabut kebijakan nol-Covid pada awal tahun ini ketika sebagian besar masyarakat sudah divaksin dan virus diizinkan menyebar.

Verrall mengatakan sementara kebijakan nol-Covid tidak lagi memungkinkan masyarakat perlu memakai masker, dites dan diisolasi bila mereka atau orang di rumah positif Covid-19.

Pemerintah memperluas ketersedian masker dan tes gratis, mengizinkan apotik menjual obat Covid dan memperluas kriteria yang diizinkan mendapatkan obat anti-virus.

"Sekarang bukan waktu yang tepat berhenti memakai masker, bukti memberitahu kami memakai masker mengurangi peluang terinfeksi Covid-19. Juga membantu melindungi anda dari influenza dan penyakit musim dingin lainnya jadi bila anda tidak memakai masker untuk diri anda sendiri, mohon pakai untuk petugas kesehatan," kata  Verrall.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement