Kamis 14 Jul 2022 14:03 WIB

Pemerintah Selandia Baru Gratiskan Tes Covid-19 dan Masker

Selandia Baru menggratiskan tes Covid-19 dan masker karena terjadi lonjakan kasus

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Selandia Baru menggratiskan tes Covid-19 dan masker karena terjadi lonjakan kasus (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Selandia Baru menggratiskan tes Covid-19 dan masker karena terjadi lonjakan kasus (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, AUCKLAND -- Pemerintah Selandia Baru pada Kamis (14/7/2022) memberikan masker secara gratis dan membebaskan biaya pada tes cepat antigen sebagai upaya untuk membendung penyebaran Covid-19. Langkah ini diambil untuk mengurangi tekanan pada sistem kesehatan Selandia Baru yang menghadapi pasien Covid-19 dan influenza.

Selandia Baru mencatat lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir. Pihak berwenang memperkirakan gelombang kasus Covid-19 akibat varian Omicron kemungkinan menjadi yang terburuk daripada awal pandemi.

Baca Juga

"Tidak diragukan lagi kombinasi lonjakan kasus Covid-19 dan rawat inap, musim flu terburuk dalam ingatan baru-baru ini, dan ketidakhadiran staf yang sesuai membuat petugas kesehatan dan seluruh sistem kesehatan berada di bawah tekanan ekstrem," ujar Menteri untuk Tanggapan Covid-19, Ayesha Verrall.

Selandia Baru mencatat 11.382 kasus baru Covid-19 pada Kamis (14/7/2022). Dari jumlah tersebut, sebanyak 765 kasus saat ini dirawat di rumah sakit. Selandia Baru mencatat jumlah total kasus Covid-19 mencapai 68.737 kasus. 

Pemerintah menggratiskan masker dan menyediakan tes Covid-19 gratis lebih luas. Termasuk memungkinkan apotek menjual obat-obatan Covid-19 dan memperluas kriteria siapa yang memenuhi syarat untuk obat antivirus.

"Sekarang bukan waktunya untuk berhenti memakai masker. Bukti memberi tahu kami bahwa memakai masker mengurangi separuh peluang Anda terinfeksi Covid-19. Ini juga membantu melindungi Anda dari influenza dan penyakit musim dingin lainnya. Jadi jika Anda tidak memakai masker untuk diri sendiri, tolong pakai untuk petugas kesehatan," kata Verrall.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement