Senin 18 Jul 2022 07:30 WIB

Penjelasan Syekh Abdul Qadir Al Jailani tentang Sholat Syariat dan Sholat Tarekat

Syekh Abdul Qadir al Jailani menjelaskan soal sholat syariat dan sholat tarekat.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
 Penjelasan Syekh Abdul Qadir Al Jailani tentang Sholat Syariat dan Sholat Tarekat. Foto: Sholat (ilustrasi)
Foto: Republika
Penjelasan Syekh Abdul Qadir Al Jailani tentang Sholat Syariat dan Sholat Tarekat. Foto: Sholat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Ulama sufi kelahiran Persia, Syekh Abdul Qadir al-Jailani menjelaskan tentang ajaran-ajaran dasar Islam dari sudut pandang tasawuf, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Ibadah shalat sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu sholat syariat dan sholat tarekat.

Dalam buku “The Secret of Secrets: Menemukan Hakikat Allah” terbitan TuRos, Syekh Abdul Qadir al-Jailani menjelaskan bahwa sholat syariat dan sholat tarekat bisa diketahui melalui ayat Alquran, di mana Allah SWT

Baca Juga

berfirman,

حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا

لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ

“Peliharalah shalat kalian, dan shalat wusthaBerdirilah untuk Allah dengan khusyuk,” (QS. Al-Baqarah (2):238).

Dalam buku yang ditermahkan dari kitab "Sirrul Asrar" ini, Syekh Abdul Qadir menuturkan bahwa yang dimaksud dengan “sholat” dalam ayat tersebut adalah sholat dengan rukun-rukun anggota tubuh lahiriah yang dilakukan dengan gerak jasmani, seperti berdiri, merapalkan, rukuk, sujud, duduk, bersuara, dan melafalkan doa. Itulah sebabnya perintah

Allah dalam ayat itu berbentuk jamak yaitu peliharalah shalat kalian. Sedangkan shoat tarekat adalah sholat hati, yaitu sholat yang berlangsung selamanya. Yang dimaksud “Sholat Wustha” dalam ayat tersebut adalah sholat hati karena hati terletak di tengah tubuh, antara kanan dan kiri, antara bagian atas dan bagian bawah, serta antara kebahagiaan dan kesengsaraan.

Menurut Syekh Abdul Qadir, seseorang yang sholat sebenarnya sedang bermunajat kepada Tuhannya, dan tempat bermunajat adalah hati. Jadi, jika hati si hamba alpa, maka batallah sholat hatinya dan batal pula sholat jasmaninya. Karena hati menjadi pangkal seluruh tubuh, sedangkan semua organ lainnya hanya mengikutinya. Penjelasan Syekh Abdul Qadir al-Jailani tersebut patut dicermati oleh umat Islam, khususnya bagi umat Islam yang tidak khusyuk dalam mengerjakan sholat. Karena, berdasarkan penjelaskan tersebut tidak mungkin seseorang bisa mendapatkan cinta dari Allah tanpa melaksanakan sholat secara khusyuk menggunakan hati.

“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal darah. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh. Tapi jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa itu adalah hati.” (HR. Bukhari).

Sholat syariat memiliki waktu yang ditentukan, yaitu lima kali sehari-semalam dan sunnah dilaksanakan di masjid secara berjamaah.

Sementara sholat tarekat, menurut Syekh Abdul Jailani, dilakukan di sepanjang usia dan masjidnya adalah hati..

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement