Selasa 19 Jul 2022 11:26 WIB

Waspada, Sepekan Kedepan Bogor Dilingkup Cuaca Ekstrim

Potensi labilitas skala lokal juga masih mendukung terjadinya pertumbuhan awan hujan.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Seorang warga duduk di tepi Situ Cikaret dengan latar belakang awan mendung di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Seorang warga duduk di tepi Situ Cikaret dengan latar belakang awan mendung di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Stasiun Klimatologi BMKG Bogor memprediksi, wilayah Bogor masih rentan terjadi hujan disertai angin kencang atau cuaca ekstrem selama sepekan ke depan. Yakni mulai 18 hingga 24 Juli 2022.

Kepala Stasiun Klimatologi Bogor, Indra Gustari, menyebut secara umum cuaca di wilayah Bogor masih dipengaruhi oleh aktivitas gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat dan terletak di sepanjang ekuator, atau Rossby Ekuatorial.

“Potensi labilitas skala lokal juga masih mendukung terjadinya pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Jawa Barat,” kata Indra, Selasa (19/7).

Selama sepekan terakhir, kata dia, cuaca ekstrim hujan es disertai kilat atau petir dan angin kencang terjadi di Bogor, Depok, Bekasi, Subang, Purwakarta dan Tasikmalaya. Selain itu, hujan disertai angin kencang juga terjadi di Kota Banjar dan Kabupaten Ciamis.

“Berdasarkan data itu, Bogor masih berpeluang terjadi cuaca ekstrem mulai 18 hingga 24 Juli 2022,” jelasnya.

Berdasarkan prediksi kondisi global, regional, dan lokal tersebut maka prospek cuaca ekstrim akan terjadi hujan lebat disertai angin kencang dan kilat berpotensi terjadi di  wilayah Bogor. Untuk itu, Indra meminta kepada masyarakat dan instansi agar tetap waspada terhadap masih tingginya potensi kejadian cuaca ekstrim berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan juga angin kencang .

Secara kasat mata, Indra menjelaskan, cuaca ekstrem ditandai dengan tumbuhnya awan berwarna gelap, dan menjulang tinggi seperti kembang kol dan terkadang memiliki landasan pada puncaknya. Dimana awan jenis ini bernama Cumulonimbus.

“Terutama pada sore hari, terutama setelah terjadinya pemanasan yang kuat antara pukul 10.00 hingga 14.00 WIB,” imbuhnya.

Pada akhir pekan lalu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat ada 21 kejadian bencana alam yang terjadi, mulai Jumat (15/7) malam hingga Sabtu (16/7) pagi. 

Dari 21 kejadian, banjir merupakan kejadian yang paling banyak terjadi dengan total 11 kejadian. Sedangkan sisanya merupakan kejadian tanah longsor.

Staf Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Jalaludin, mengatakan ada sejumlah kecamatan se-Kabupaten Bogor yang dilanda banjir mulai dari malam hingga pagi ini. Daerah yang dilanda banjir ialah, Kecamatan Dramaga, Kemang, Sukaraja, Rancabungur, Bojonggede, Gunung Putri, Cibinong, Cigudeg, dan Jasinga.

Sedangkan, lanjut Jalaludin, untuk kejadian longsor tercatat ada sembilan kejadian di sejumlah kecamatan. Yakni Kecamatan Dramaga, Kemang, Cilebut, Cibinong, Gunung Putri dan Citeureup.

Sementara itu, di waktu yang sama BPBD Kota Bogor mencatat, bencana yang terjadi ialah banjir, longsor, dan bangunan roboh sebanyak total 21 kejadian.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas, mengatakan kejadian banjir yang mengepung Kota Bogor ada di 10 titik, longsor di enam titik, dan ada lima bangunan roboh. Saat ini kondisi daerah yang terdampak banjir pun sudah surut lantaran banjir yang terjadi hanya banjir lintasan.

“Kami menghimbau kepada warga di lokasi-lokasi rawan bencana agar lebih waspada. Apalagi posisinya di pinggir sungai, pinggir tebing atau daerah-daerah banyak pohon, harus lebih waspada agar bisa terhindar dari bencana,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement