Rabu 20 Jul 2022 08:43 WIB

Putin: Ukraina tidak Menunjukkan Iktikad Damai

Ukraina menyebut Rusia mencoba menyeret negaranya ke konflik berkepanjangan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri konferensi pers bersama dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan setelah pembicaraan mereka di istana Saadabad, di Teheran, Iran, Selasa, 19 Juli 2022.
Foto: Grigory Sysoev, Sputnik, Kremlin Pool Photo v
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri konferensi pers bersama dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan setelah pembicaraan mereka di istana Saadabad, di Teheran, Iran, Selasa, 19 Juli 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (20/7/2022) mengatakan, Ukraina tidak memiliki iktikad untuk memenuhi kesepakatan damai yang dicapai pada awal Maret lalu. Putin mengatakan, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menawarkan untuk menjadi penengah bagi Rusia dan Ukraina.

"Hasil akhir tentu saja tergantung pada kemauan para pihak untuk melaksanakan kesepakatan yang telah dicapai. Hari ini kita melihat kekuatan di Kiev tidak memiliki keinginan seperti itu," ujar Putin. 

Baca Juga

Negosiasi antara Rusia dan Ukraina berlangsung pada Maret. Kedua belah pihak membuat proposal tetapi tanpa terobosan. Saat itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, hanya hasil konkrit dari pembicaraan yang dapat dipercaya.

Putin bertemu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di Teheran pada Selasa (19/7/2022) dan memperdalam hubungan antara kedua negara yang sama-sama berada di bawah sanksi Barat. Selama kunjungan ke Iran, Putin juga bertemu dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan untuk membahas kesepakatan yang akan melanjutkan ekspor gandum di Laut Hitam Ukraina, yang sekarang diblokade oleh Rusia.  

Kepala Staf Presiden Zelenskyy, Andriy Yermak, mengatakan, Rusia sedang mencoba untuk menyeret Ukraina ke dalam konflik berkepanjangan hingga musim dingin. "Sangat penting bagi kami untuk tidak memasuki perang saat musim dingin. Setelah musim dingin, Rusia akan memiliki lebih banyak waktu untuk menyerang, itu pasti akan lebih sulit untuk setiap serangan balasan oleh Ukraina," ujarnya. 

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan, perjalanan Putin ke Iran menunjukkan bahwa Rusia telah terisolasi akibat sanksi. Kirby juga mengatakan, Amerika Serikat sedang bersiap untuk memberikan paket bantuan persenjataan untuk Ukraina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement