Rabu 20 Jul 2022 12:48 WIB

China Menentang Rencana Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan

Kedatangan Nancy Pelosi sangat melanggar prinsip satu-China.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Pemerintah China menentang rencana kunjungan Ketua House of Representatives Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan.
Foto: AP/J. Scott Applewhite
Pemerintah China menentang rencana kunjungan Ketua House of Representatives Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China menentang rencana kunjungan Ketua House of Representatives Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan. Beijing menyebut, lawatan itu akan membahayakan kedaulatan dan integritas teritorial Negeri Tirai Bambu.

“China telah berulang kali menyatakan sikap tegas dalam hal ini. Kami dengan tegas menentang segala bentuk interaksi resmi antara AS dan wilayah Taiwan. Kongres AS adalah bagian dari pemerintah AS dan seharusnya secara ketat mematuhi kebijakan satu-China AS,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China Zhao Lijian, Selasa (19/7/2022), dikutip laman resmi Kemenlu China.

Baca Juga

Zhao menjelaskan, jika Nancy Pelosi mengunjungi China, hal itu akan sangat melanggar prinsip satu-China dan ketentuan dalam tiga komunike bersama China-AS, termasuk membahayakan integritas serta kedaulatan teritorial China. “Kunjungan ini akan memiliki dampak negatif yang parah pada fondasi politik hubungan Cina-AS, dan mengirim sinyal keliru kepada pasukan separatis kemerdekaan Taiwan. China dengan tegas menentang kunjungan semacam itu,” ucapnya.

Dia mendesak AS agar mencegah rencana Pelosi mengunjungi Taiwan. “Berhenti menciptakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan ketegangan di Selat Taiwan,” ujar Zhao.

Zhao mengungkapkan, jika AS tetap berusaha mempertahankan interaksi resmi dengan Taiwan, China akan mengambil tindakan tegas guna menjaga kedaulatan dan integritas teritorialnya. “AS harus memikul tanggung jawab penuh atas segala konsekuensi berikutnya,” katanya.

Sebelumnya AS telah mengabaikan tuntutan China untuk membatalkan penjualan paket senjata bernilai 108 juta dolar AS ke Taiwan. Washington menegaskan akan melanjutkan proses tersebut. “Di bawah Taiwan Relations Act, kami menyediakan barang dan layanan pertahanan Taiwan yang diperlukan untuk memungkinkan mereka mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang memadai. Ini adalah sesuatu yang telah dilakukan oleh pemerintahan (AS) berturut-turut. Ini sepenuhnya konsisten dengan kebijakan satu-Cina kami,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, Senin (18/7/2022).

Pekan lalu, pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengumumkan perjanjian untuk memasok tank dan peralatan kendaraan tempur lainnya ke Taiwan. Nilainya mencapai 108 juta dolar AS. Washington pun akan memberikan dukungan logistik pada Taipei. Penjualan kendaraan tempur dan peralatan militer itu kini sedang memasuki tahap peninjauan di Kongres AS. Namun Kongres diyakini akan meloloskannya tanpa ada penentangan.

China diketahui mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Namun Taiwan berulang kali menyatakan bahwa ia adalah negara merdeka dengan nama Republik China. Taiwan selalu menyebut bahwa Beijing tidak pernah memerintahnya dan tak berhak berbicara atas namanya. Situasi itu membuat hubungan kedua belah pihak dibekap ketegangan dan berpeluang memicu konfrontasi.

AS, walaupun tak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, mendukung Taipei dalam menghadapi ancaman China. Joe Biden bahkan sempat menyatakan bahwa negaranya siap mengerahkan kekuatan jika China menyerang Taiwan. Isu Taiwan menjadi salah satu faktor yang meruncingkan hubungan Beijing dengan Washington. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement