Rabu 20 Jul 2022 17:00 WIB

Presiden Bersyukur Harga dan Produksi Pertanian Terjaga dengan Baik

Presiden bersyukur Indonesia mampu mengendalikan harga dan produksi pangan

Red: Christiyaningsih
Foto udara kawasan pertanian di Desa Darmaraja, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Ahad (17/7/2022). Presiden bersyukur Indonesia mampu mengendalikan harga dan produksi pangan dengan baik. Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Foto udara kawasan pertanian di Desa Darmaraja, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Ahad (17/7/2022). Presiden bersyukur Indonesia mampu mengendalikan harga dan produksi pangan dengan baik. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku bersyukur karena selama ini Indonesia mampu mengendalikan harga dan produksi pangan secara baik. Hal tersebut disampaikan Presiden dalam perayaan puncak Hari Keluarga Nasional 2022 yang digelar beberapa waktu lalu.

Menurut presiden, harga pangan di seluruh dunia dalam posisi naik tinggi. Kenaikan bahkan membumbung sampai 30 hingga 50 persen. Bahkan banyak negara lainya saat ini terancam bangkrut karena tingginya inflasi akibat berbagai gejolak krisis global.

Baca Juga

"Kita harus bersyukur di negara kita harga pangan tidak naik. Ahamdulillah rakyat kita utamanya petani masih berproduksi beras dan sampai saat ini beras tidak naik. Kita sudah tiga tahun tidak impor beras lagi. Ini menteri pertanian hadir di sini, terima kasih pak menteri," ujarnya.

Presiden mengingatkan bahwa kemandirian pangan adalah visi bersama yang penting untuk direalisasikan. Karena itu dia mengajak semua pihak, termasuk bupati, wali kota, sampai gubernur untuk sama-sama memanfaatkan lahan yang ada menjadi lahan produktif.

"Saya mengajak kepada semua bupati untuk memanfaatkan lahan-lahan untuk menanam, untuk berproduksi pangan sehari-hari. Jangan sampai ada lahan kosong, manfaatkan untuk kepentingan gizi anak kita," katanya.

Anak-anak, kata presiden, adalah penentu wajah masa depan Indonesia. Jika anak-anak Indonesia pintar, maka hal itu akan mempermudah persaingan dengan negara lain. "Namun kalau anaknya stunting itu akan sulit bersaing dengan negara lain," katanya.

Mengenai hal ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengajak masyarakat Indonesia untuk mengikuti program pangan lestari yang saat ini digencarkan Direktorat Jenderal Hortikultura. Program tersebut merupakan program peningkatan gizi masyarakat melalui pangan sehat yang ditanam sendiri di pekarangan rumah.

"Saya selalu katakan bertani itu hebat, bertani itu keren. Bertani bukan hanya masalah makan tapi juga lapangan kerja dan peningkatan gizi keluarga," katanya.

Di sisi lain, SYL mengatakan saat ini Kementerian Pertanian terus melakukan peningkatan produksi pangan melalui penyediaan benih berkualitas dan alat mesin pertanian berteknologi canggih. Semua upaya ini juga didorong dengan peningkatan kualitas SDM melalui program satu juta petani milenial.

"Kita latih mereka menjadi wirausahawan muda di sektor pertanian. Kita siapkan layanan fasilitas KUR sampai pada tingkat pemasarannya. Kita ingin membangun pertanian itu semakin maju, mandiri, dan modern," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement