Rabu 20 Jul 2022 21:15 WIB

Presiden Iran: Kunjungan Erdogan Titik Balik dalam Hubungan Bilateral

Erdogan ke Teheran untuk hadiri pertemuan bilateral serta trilateral dengan Rusia

Red: Esthi Maharani
Raisi mengatakan kunjungan presiden Turki ke Teheran menandai
Raisi mengatakan kunjungan presiden Turki ke Teheran menandai

REPUBLIKA.CO.ID., TEHERAN -- Iran dan Turki pada Selasa (19/7/2022) sepakat untuk memperpanjang kontrak pasokan gas mereka selama 25 tahun lagi dan menetapkan target perdagangan yang ambisius sebesar 30 miliar dolar AS.

Kesepakatan itu diambil selama pertemuan antara Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Teheran.

Dalam konferensi pers bersama Erdogan setelah pertemuan tingkat delegasi, Raisi mengatakan kunjungan presiden Turki ke Teheran menandai "titik balik penting" dalam meningkatkan tingkat kerja sama antara kedua negara tetangga.

Raisi menekankan bahwa tingkat perdagangan dan hubungan ekonomi antara Teheran dan Ankara tidak cukup dan dapat ditingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi, dan target volume perdagangan dapat ditingkatkan hingga 30 miliar dolar AS.

Di hadapan kedua presiden, pejabat tinggi Iran dan Turki menandatangani delapan MoU di bidang politik, ekonomi, olahraga, dan budaya setelah pertemuan bilateral.

Menurut pernyataan dari kantor presiden, perjanjian yang ditandatangani antara kedua belah pihak termasuk rencana komprehensif untuk kerja sama jangka panjang, dukungan untuk usaha ekonomi kecil, kerja sama dalam radio dan televisi, dan antar departemen pemerintah lainnya.

Kunjungan tersebut merupakan yang pertama oleh presiden Turki ke Teheran sejak pembentukan pemerintahan baru di Iran tahun lalu.

Kedua pemimpin telah bertemu di sela-sela KTT ECO di Turkmenistan November lalu di mana mereka menyepakati "peningkatan hubungan yang komprehensif."

Erdogan tiba di ibu kota Iran pada Senin malam. Selain pembicaraan bilateral, dia juga akan mengambil bagian dalam pembicaraan trilateral dengan Raisi dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam Format Astana.

Kesepakatan untuk meningkatkan hubungan perdagangan datang tak lama setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan dalam pertemuannya dengan presiden Turki bahwa ada ruang untuk memperluas hubungan ekonomi antara kedua negara.

Target volume perdagangan 30 miliar dolar AS pada awalnya ditetapkan antara kedua negara sebelum mantan Presiden AS Donald Trump menerapkan kembali sanksi terhadap Iran pada 2018.

Raisi berharap bahwa dokumen kerja sama strategis yang ditandatangani antara kedua belah pihak pada Selasa akan berkontribusi pada "konsolidasi hubungan bilateral".

Dia mengatakan kedua belah pihak juga menyepakati pengembangan kota industri dan pusat sains dan teknologi dengan bantuan industri berbasis pengetahuan.

Presiden Iran mengatakan bahwa kedua belah pihak membahas kerja sama keamanan, terutama dalam mengamankan perbatasan bersama.

Dia mengatakan badan keamanan dan intelijen kedua negara dapat bekerja sama dalam memperkuat keamanan dan memerangi isu terorisme, narkotika, dan kejahatan terorganisir.

Kedua belah pihak juga membahas isu-isu regional yang menjadi kepentingan bersama dan menekankan bahwa kedua negara harus memerangi terorisme yang mengancam keamanan mereka.

Raisi mengatakan terorisme mungkin memiliki nama yang berbeda tetapi membahayakan keamanan kawasan dan harus dipertimbangkan.

Presiden Iran juga menekankan bahwa hubungan baik antara kedua negara dapat mengarah pada "hubungan regional dan internasional yang lebih baik" dan kedua negara dapat berperan dalam memperkuat keamanan regional dan internasional.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement