Kamis 21 Jul 2022 07:16 WIB

Baznas Gelar Paparan Riset Peserta Beasiswa Mengenai Kebersyukuran Difabel Netra

Beasiswa Baznas  memiliki berbagai jenis program, salah satunya untuk riset.

Red: Irwan Kelana
Baznas  menggelar paparan peserta beasiswa riset edisi ke-9 dengan mengusung tema “Kebersyukuran difabel netra”, Kamis (14/7/2022).
Foto: Dok Baznas
Baznas menggelar paparan peserta beasiswa riset edisi ke-9 dengan mengusung tema “Kebersyukuran difabel netra”, Kamis (14/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baznas  menggelar paparan peserta beasiswa riset edisi ke-9 dengan mengusung tema “Kebersyukuran difabel netra”, Kamis (14/7/2022). Adapun narasumber yang memaparkan risetnya adalah Hilda Masrudin, yang merupakan peserta beasiswa riset Baznas.

Hilda memaparkan riset skripsinya yang berjudul “Kebersyukuran pada Mahasiswa Difabel Netra UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam Prespektif Psikologi Islam”.

Turut hadir membersamai Kepala Beasiswa Baznas, Sri Nurhidayah;  dan Dosen dan Peneliti Fakultas Psikologi Universitas Negeri Jakarta, Herdiyan Maulana  PhD. Acara dipandu oleh Marina Intansari, selaku koordinator  Beasiswa Riset Baz nas  dan dihadiri oleh 68 peserta dari berbagai jenjang dan kalangan.

"Beasiswa Baznas  memiliki berbagai jenis program, salah satunya untuk riset ini. Peserta Beasiswa Riset Baznas  yang telah tuntas menyelesaikan studinya,  hasil risetnya dipublikasikan  di kanal website https://publikasi.beasiswa.baznas.go.id dan dipaparkan dalam forum paparan beasiswa ini. Hal ini sebagai bentuk keterbukaan kami terhadap dana masyarakat yang telah mendonasikan zakatnya kepada Baznas untuk digunakan dalam hal pendidikan. Harapan  kami,  semoga  penelitian ini bermanfaat dan terus mengalir dan hidup untuk masyarakat yang membutuhkan referensi riset tersebut." ucap Sri Nurhidayah seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (20/7/2022).

"Dari informan/responden penelitian saya, mereka menekankan bahwa kekurangan mereka adalah suatu kelebihan. Mereka juga bersyukur dengan keadaan mereka yang saat ini sebagai difabel netra. Lebih lanjut lagi kebersyukuran memberikan rasa aman nyaman tentram dan damai. Sehingga meningkatkan suatu kebahagiaan dan kualitas pada diri," ungkap  Hilda.

"Orang memang cenderung membandingkan satu dengan yang lain. Terutama dalam sisi materiil. Janganlah membandingkan sisi tersebut dengan menjadi tidak bersyukur. Ketika melihat ke atas, atau membandingkan orang yang berlebih, jadikan  itu suatu motivasi untuk mengembangkan diri," ucap Herdiyan ketika salah satu peserta atas nama Rezaldi Hafidz bertanya pendapat mengenai bagaimana cara mengatasi rasa kurang bersyukur.

Pada Januari 2022 lalu,  Baznas  juga telah melakukan paparan riset mengenai memenuhi sarana ibadah difabel tuli dan Quran dan ilmu tajwid dalam bentuk Braille untuk teman-teman difabel netra. Buku tajwid Braille tersebut dapat dicetak dan dipesan melalui BLBI (Balai Literasi Braille Indonesia) Abiyoso. Panduan pemenuhan sarana ibadah untuk teman teman tuli/ difabel netra dapat disimak di https://youtu.be/ha-PeT6hkfo

“Kegiatan ini merupakan persembahan Baznas  untuk teman-teman inklusif yang saat ini masih kurang dipenuhi haknya, mudah mudahan langkah giat ini menjadi giat awalan untuk menjadi lebih baik lagi,” kata Sri Nurhidayah.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِنَّمَا مَثَلُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا كَمَاۤءٍ اَنْزَلْنٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ فَاخْتَلَطَ بِهٖ نَبَاتُ الْاَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْاَنْعَامُ ۗحَتّٰٓى اِذَآ اَخَذَتِ الْاَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ اَهْلُهَآ اَنَّهُمْ قٰدِرُوْنَ عَلَيْهَآ اَتٰىهَآ اَمْرُنَا لَيْلًا اَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنٰهَا حَصِيْدًا كَاَنْ لَّمْ تَغْنَ بِالْاَمْسِۗ كَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, hanya seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir.

(QS. Yunus ayat 24)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement