Kamis 21 Jul 2022 10:36 WIB

AS Kirim Lagi Roket Presisi Himars ke Ukraina

Tambahan sistem roket itu diharapkan menopang Kiev dalam memerangi Rusia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengatakan, negaranya akan mengirimkan lagi empat M142 High Mobility Artillery Rocket System (Himars) ke Ukraina.
Foto: Russian Defense Ministry Press Service via AP
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengatakan, negaranya akan mengirimkan lagi empat M142 High Mobility Artillery Rocket System (Himars) ke Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengatakan, negaranya akan mengirimkan lagi empat M142 High Mobility Artillery Rocket System (Himars) ke Ukraina. Tambahan sistem roket itu diharapkan menopang Kiev dalam memerangi Rusia.

Austin mengungkapkan, dengan tambahan empat Himars, Washington sudah mengirim 16 sistem roket presisi itu ke Ukraina. “Ukraina telah memanfaatkan Himars dengan sangat baik, dan Anda dapat melihat dampaknya di medan perang,” katanya kepada awak media di Pentagon, Rabu (20/7/2022). 

Baca Juga

Sebelumnya Ukraina sempat menyampaikan bahwa mereka berhasil menghancurkan sekitar 30 stasiun komando dan depot amunisi Rusia dengan menggunakan Himars. Karena keefektifannya, Kiev meminta tambahan Himars ke AS. 

Austin mengungkapkan, Rusia masih menggencarkan serangan tanpa henti ke Ukraina. “Itu adalah taktik kejam yang mengingatkan kembali pada kengerian Perang Dunia I. Jadi, Ukraina membutuhkan senjata serta amunisi untuk menahan serangan ini dan untuk menyerang balik,” ucapnya.

Sebelumnya Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov mengatakan, negaranya membutuhkan Himars dalam jumlah besar. Menurutnya, Ukraina membutuhkan setidaknya 100 sistem roket presisi itu untuk melancarkan serangan balasan efektif terhadap pasukan Rusia.

Selain Himars, Reznikov pun meminta bantuan amunisi jarak jauh dengan daya jangkau 100 hingga 150 kilometer. Hal itu untuk memutus unit pasukan Rusia dari dukungan mereka. Sejauh ini pemerintahan Presiden AS Joe Biden menolak mengirim amunisi jarak jauh ke Ukraina.

Washington khawatir, amunisi itu bakal digunakan pasukan Ukraina untuk menyerang sasaran di dalam wilayah Rusia. Jika hal tersebut terjadi, peperangan berpotensi meluas menjadi antara Rusia dan Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement