Sabtu 23 Jul 2022 05:51 WIB

Puluhan Rumah di Banjarwangi Garut Harus Direlokasi

Relokasi dilakukan untuk rumah di Banjarwangi.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
Warga membersihkan barang-barang yang terkena banjir di Desa Dangiang, Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (9/2/2021). Banjir dari luapan Sungan Cidangiang merendam sebanyak 48 rumah dan mengakibatkan 171 jiwa terdampak banjir.
Foto: ANTARA/Candra Yanuarsyah
Warga membersihkan barang-barang yang terkena banjir di Desa Dangiang, Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (9/2/2021). Banjir dari luapan Sungan Cidangiang merendam sebanyak 48 rumah dan mengakibatkan 171 jiwa terdampak banjir.

REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Sebanyak 31 kepala keluarga (KK) yang mendiami 28 rumah di Desa Padahurip, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, terdampak bencana banjir yang terjadi pada Jumat pekan lalu. Selain rumah, 13 jembatan di wilayah kecamatan itu juga dilaporkan rusak akibat terdampak banjir.

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, mengatakan, warga yang tinggal di wilayah terdampak banjir di Desa Padahurip itu harus segera direlokasi. Ia menilai, lokasi tempat tinggal warga itu cukup membahayakan jika terjadi hujan deras.

Baca Juga

"Jadi kalau air meluap sedikit saja sudah terendam, apalagi aliran ini kan kencang. Jadi bagaimana kita bayangkan kalau ada banjir ini deras, sangat membahayakan. Harus ada relokasi," kata dia melalui siaran pers, Jumat (22/7/2022).

Helmi mengaku sudah berkoordinasi dengan aparat desa untuk segera melakukan merelokasi sejumlah rumah warga di wilayah. Mayoritas warga juga disebut telah setuju dengan rencana relokasi yang akan dilakukan.

Namun, ia akan memastikan agar semua warga yang terdampak bencana di wilayah itu mau direlokasi. Pasalnya, relokasi itu harus dilakukan kepada seluruh warga yang terdampak banjir di Desa Padahurip.

"Jadi jangan menyisakan satu pun. Kalau ada satu di sini tetap membahayakan juga kan," ujar Helmi.

Selain berdampak ke rumah warga, banjir yang terjadi pada akhir pekan lalu juga berdampak terhadap jembatan di wilayah itu. Berdasarkan laporan dari aparat pemerintah setempat, terdapat 13 unit jembatan yang rusak di Kecamatan Banjarwangi.

"Dari mulai jembatan yang biasa, jembatan gantung, sampai jembatan permanen yang bisa dilalui oleh kendaraan, ini mungkin hampir semuanya rusak di sini," kata Helmi.

Pemkab Garut disebut akan berupaya melakukan penanganan jembatan rusak secepatnya. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) juga akan membantu dalam penanganan jembatan rusak itu.

Ihwal kebutuhan logistik warga terdampak bencana, ia menyebutkan bahwa dinas sosial dam BPBD Kabupaten Garut telah menyalurkan bantuan kepada para warga terdampak. Pemkab Harit juag berterima kasih kepada beberapa lembaga masyarakat yang turut andil memberikan bantuan bagi warga terdampak bencana di daerahnya.

"Tadi ada kasur yang masih minta tambahan, kami siapkan. Kemudian makanan juga kita ini harus siap. BPBD maupun dinas sosial harus siap sampai tanggap darurat ini sudah," kata dia.

Helmi juga meminta masyarakat tetap berada di tempat yang aman. Apalagi ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, lantaran dikhawatirkan banjir akan kembali terjadi.

Perkotaan

Selain di Kecamatan Banjarwangi, sejumlah rumah yang terdampak bencana di Kecamatan Garut Kota juga dinilai harus direlokasi. Beberapa rumah yang harus direlokasi itu di antaranya berada di wilayah Paminggir, di bantaran Sungai Cipeujeuh, dan di Kampung Dayeuh Handap, Kecamatan Garut Kota.

Helmi mengatakan, terdapat sekitar 100 KK yang harus direlokasi karena lokasi rumah yang menempel ke sungai. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga disebut telah siap memberikan bantuan berupa pembangunan rumah untuk warga terdampak banjir di Kabupaten Garut.

"Kalau misalkan tetap di situ, kita juga gak bisa memberikan bantuan rumah. Karena itu di sempadan sungai. Itu kena lagi pasti," kata dia.

Karena itu, pihaknya terus melakukan koordinasi terkait rencana relokasi tersebut. Pemkab Garut juga disebut telah melakukan negosiasi dengan menawarkan warga sejumlah alternatif lahan untuk relokasi.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement