Senin 25 Jul 2022 05:57 WIB

Lebanon Berterima Kasih Dukungan Penonton di Final Lawan Australia

Lebanon kalah 73-75 dari juara bertahan Australia.

Red: Israr Itah
Wael Arakji saat menerima trofi MVP FIBA Asia Cup 2022.
Foto: fiba.basketball
Wael Arakji saat menerima trofi MVP FIBA Asia Cup 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain dan pelatih tim nasional bola basket Lebanon menyampaikan terima kasih kepada para penonton yang memberikan dukungan deras kepada mereka dalam partai final FIBA Asia Cup 2022 melawan Australia di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (24/7/2022) malam. Lebanon pada akhirnya harus mengakui keunggulan Australia 73-75 dan merelakan trofi FIBA Asia Cup 2022 dibawa ke Oseania. Namun The Cedar memberi perlawanan sengit terutama pada menit-menit akhir pertandingan.

Kapten Lebanon Wael Arakji menilai dukungan deras publik Istora tidak lepas dari kenyataan bahwa timnya berada di posisi yang tidak diunggulkan melawan Australia. "Saya pikir orang selalu menyukai tim yang tidak diunggulkan, dan ketika melihat tim yang berposisi tidak diunggulkan mereka akan memberikan semangat," katanya dalam jumpa pers selepas pertandingan.

Baca Juga

Kendati demikian Arakji, yang berakhir menyabet gelar Pemain Terbaik (Most Valuable Player/MVP) FIBA Asia Cup 2022, juga menekankan bahwa atmosfer antusias yang diperlihatkan para penonton tidak hanya diarahkan kepada Lebanon tetapi juga Australia. "Yang sangat menyenangkan adalah para penonton bersorak untuk kedua tim," ujarnya."Saya tentu sedikit senang ketika penonton agak mencemooh Australia yang berusaha mengunci kemenangan lebih awal, tapi lebih menyenangkan lagi bagaimana sorak sorai itu terdengar baik untuk kami maupun lawan. Untuk itu semua saya hanya bisa menyampaikan terima kasih," kata Arakji melengkapi.

Three-point play yang dibukukan shooting guard Elie Chamoun memangkas ketertinggalan dari Australia menjadi 66-72 pada sisa waktu satu menit 32 detik. Adegan itu praktis membuat publik Istora mengalirkan dukungan deras kepada Lebanon yang berjuang menjungkalkan dominasi Australia sejak awal laga.

Publik Istora kian bergelora ketika Arakji membuat pertandingan semakin dramatis dengan layup-nya pada sisa waktu 12 detik yang membuat Lebanon mendekat 70-72. Keadaan itu membuat tribun Istora kerap melancarkan cemoohan pengganggu konsentrasi ketika Australia memperoleh beberapa situasi lemparan gratis.

Arakji semakin membakar atmosfer Istora ketika ia melesakkan tripoin yang membuat kedudukan 73-74 pada sisa tujuh detik dan cemoohan kembali terdengar ketika Rhys Anthony Vague berusaha mengambil dua lemparan gratis yang diperoleh Australia. Satu di antaranya berhasil, dan cukup mengunci kemenangan Australia sebab penguasaan bola terakhir Lebanon tak membuahkan poin.

Pelatih Lebanon Jad El Hajj juga berterima kasih atas dukungan deras publik Istora di laga final, yang disebutnya begitu dinikmati para pemainnya. "Anda bisa lihat bagaimana para pemain kami sangat menikmati atmosfer tadi. Bagaimana mereka tiap kali mencetak poin selalu menengok ke para penonton yang segera menyambut dengan sorak sorai," katanya. "Itu sesuatu yang sangat luar biasa. Terima kasih banyak kepada penonton yang mendukung kami di atas lapangan tadi," ujar El Hajj menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement