Senin 25 Jul 2022 08:35 WIB

Kepala Staf Gabungan AS: China Lebih Agresif

Jumlah penyadapan oleh China di Kawasan asifik meningkat signifikan selama 5 tahun.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Kepala Staf Gabungan Jenderal AS Mark Milley.
Foto: AP Photo/Achmad Ibrahim
Kepala Staf Gabungan Jenderal AS Mark Milley.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Gabungan Jenderal AS Mark Milley mengatakan, militer China telah menjadi jauh lebih agresif dan berbahaya selama lima tahun terakhir, Ahad (24/7/2022). Jumlah penyadapan oleh pesawat dan kapal China di kawasan Pasifik telah meningkat secara signifikan selama waktu itu.

Milley mengatakan, ada penyadapan China dengan Jepang, Kanada, Australia, Filipina dan Vietnam. Semua telah melihat peningkatan signifikan secara statistik dalam penyadapan, dan jumlah insiden yang tidak aman telah meningkat dengan proporsi yang sama.

Baca Juga

"Pesannya adalah militer China, di udara dan di laut, telah menjadi jauh lebih agresif dan terasa lebih agresif di wilayah tertentu ini,” kata Milley yang baru-baru ini meminta stafnya untuk mengumpulkan rincian tentang interaksi antara China dan Amerika Serikat (AS) dan lainnya di wilayah.

Pernyataan ini muncul saat jenderal AS ini melakukan kunjungan ke Indonesia dalam rangka tur di wilayah Indo-Pasifik. Perjalanan Milley ke wilayah tersebut sangat terfokus pada ancaman China dengan rencana akan menghadiri pertemuan kepala pertahanan Indo-Pasifik di Australia pekan depan. Acara ini memiliki topik utama yang membahas pertumbuhan militer China yang meningkat dan kebutuhan untuk mempertahankan Pasifik yang bebas, terbuka, dan damai.

Milley menyatakan, AS dan sekutu pun menyatakan kekhawatiran atas perjanjian keamanan baru-baru ini yang ditandatangani China dengan Kepulauan Solomon pada April. Tindakan ini dinilai dapat mengarah pada pembentukan pangkalan angkatan laut China di Pasifik Selatan.

AS dan Australia telah memberi tahu Kepulauan Solomon bahwa menjadi tuan rumah pangkalan militer China tidak akan ditoleransi. "Ini adalah area di mana China mencoba melakukan penjangkauan untuk tujuan mereka sendiri. Dan sekali lagi, ini mengkhawatirkan karena China tidak melakukannya hanya untuk alasan yang tidak berbahaya,” kata Milley.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement