Rabu 27 Jul 2022 06:56 WIB

Asal Usul Odong-Odong, Simbol Perlawanan Rakyat Subang Terhadap Penjajah Inggris dan Belanda

Nama odong-odong berasal dari Subang, Jawa Barat, yakni Sisingaan.

Rep: Kurusetra/ Red: Partner
Odong odong
Odong odong

Mobil Odong-Odong. Sejarah odong-odong berasal dari Subang sebagai simbol perlawanan terhadap penjajah. Foto: Republika.
Mobil Odong-Odong. Sejarah odong-odong berasal dari Subang sebagai simbol perlawanan terhadap penjajah. Foto: Republika.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Sebuah mobil odong-odong tertabrak kereta api di perlintasan Jalur Kereta Api Rangkasbitung-Merak, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (26/7/2022). Sembilan orang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut, empat orang di antaranya ibu dan anak.

Odong-odong adalah wahana permainan anak-anak yang menjadi alternatif hiburan anak-anak kalangan menengah ke bawah. Dalam perjalanannya, odong-odong mengalami perubahan dari segi desain hingga bentuk, mulai dari odong-odong sepeda hingga odong-odong mobil.

BACA JUGA: Humor Gus Dur: Dibentak Istri Ajudan, Presiden Gus Dur tak Marah Malah Bilang Gitu Aja Kok Repot

Nama odong-odong berasal dari Subang, Jawa Barat, yakni Sisingaan. Suwardi Alamsyah P dalam tulisan berjudul Sisingaan: Kesenian Tradisional Kabupaten Subang yang diterbitkan di situs Kemendikbud menjelaskan, dahulu Sisingaan dibuat sebagai simbol perlawanan serta gerakan masyarakat Subang terhadap penjajah. Khususnya para masyarakat Sunda, kebanyakan melakukan simbol tersebut.

Simbol tersebut telah muncul sejak tahun 1813, persisnya ketika Inggris masuk dan menginvasi Subang. Masyarakat Subang saat itu menggunakan simbol singa, yang merupakan simbol kekuatan negara Inggris. Kala itu, simbol singa sangat identik dengan kekuatan Britania Raya, yakni Inggris.

BACA JUGA: Stasiun Balapan Solo Awal Mula Feodal Keraton Solo Menyerap Kebudayaan Barat

Subang secara politik dikuasai Belanda, namun secara ekonomi Subang dijajah Inggris. Dengan "keistimewaan" yang dimilik oleh Subang, menjadikan masyarakat kreatif kala melawan penjajah yang masuk ke Indonesia, khususnya Subang.

Singa sejatinya merupakan hewah 'keramat' dan menjadi simbol kekuatan Inggris. Karena itu, Sisingaan menjadi momok bagi warga Inggris.

Lantaran masyarakat Subang dan berkesenian dengan menaiki patung singa. Kala itu, moral tentara Inggris turun, dan membuat Inggris perlahan mengundurkan diri.


Sisingaan dari Subang.
Sisingaan dari Subang.

Dalam jurnal berjudul Bentuk dan Fungsi Odong-Odong di Jakarta yang ditulis oleh Awang Eka Ovia Rizali dari Universitas Trisakti, dijelaskan odong-odong mulai ramai dan menjamur di Indonesia pada 2000-an, salah satunya yakni Jakarta. Munculnya odong-odong berawal dari jenis odong-odong yang digerakan dengan sistem kayuh seperti becak. Di mana pengemudi berada di belakang, kemudian mainan mobil-mobilan atau bentuk lain, dipasang serta digerakkan dengan cara dikayuh.

Seiring berjalannya waktu odong-odong bertransformasi untuk berkeliling kota. Namun, umumnya odong-odong menjadi wahana permainan bagi anak-anak. Sementara dari sisi tampilan, odong-odong bentuknya menyerupai dari wahana permainan yang terdapat di mal dan area permainan di kota-kota Besar.

BACA JUGA: YTMP3: Download, Ubah Lalu Simpan Video YouTube Jadi MP3 (Lagu) ke HP

Odong-odong untuk masyarakat menengah ke bawah menjadi pilihan karena tarifnya yang murah. Anak-anak bisa menaiki wahana ini dengan biaya terjangkau rata-rata sekitar Rp 2.000 per tiga lagu anak-anak popular, seperti Bintang Kecil, Balonku Ada Lima, Naik-naik ke Puncak Gunung, Lihat Kebunku, Ambilkan Bulan dan masih banyak lagi.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:

> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: [email protected]. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement