Kamis 28 Jul 2022 22:01 WIB

Kemenperin: Kucuran Investasi ke Sektor Industri Capai Rp 230,8 Triliun

Realisasi investasi di sektor industri berkontribusi sebesar 39,5 persen Semester I

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi menarik bagi para pelaku industri global, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal itu seiring implementasi kebijakan pemerintah dalam upaya menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Foto: MCIE
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi menarik bagi para pelaku industri global, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal itu seiring implementasi kebijakan pemerintah dalam upaya menciptakan iklim usaha yang kondusif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi menarik bagi para pelaku industri global, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal itu seiring implementasi kebijakan pemerintah dalam upaya menciptakan iklim usaha yang kondusif.

“Realisasi penanaman modal dari sektor industri selama ini memberikan multiplier effect yang luas bagi perekonomian nasional, mulai dari peningkatan devisa hingga penyerapan tenaga kerja lokal,” kata Plt Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Ignatius Warsito dalam sambutannya mewakili Menteri Perindustrian padaPeresmian Perluasan Pabrik Polyester Film (Polyethylene Terephtalate Film) PT MC PET Film Indonesia (MFI) di Cilegon, Banten, Kamis (28/7). Pada kuartal I 2022, perekonomian Indonesia tumbuh positif sebesar 5,01 persen, ini juga dialami sektor industri pengolahan non migas yang tumbuh sebesar 5,47 persen. 

Ia menambahkan, kinerja realisasi investasi Indonesia juga masih cukup tinggi dengan nilai investasi periode Januari sampai Maret 2022 mencapai Rp 282,4 trilliun. Pada semester I 2022, kucuran investasi sektor industri sebesar Rp 230,8 triliun atau memberikan kontribusi sebesar 39,5 persen dari total nilai investasi yang mencapai Rp 584,6 triliun. 

Investasi sektor industri tersebut naik double digit hingga 38 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Hal ini menandakan pascapandemi Covid-19, Indonesia masih memiliki daya tarik investasi dengan besarnya pasar yang dimiliki, sumber daya yang melimpah, pertumbuhan ekonomi yang positif, serta adanya dukungan regulasi dari pemerintah,” jelas Warsito.

Menurutnya, momen peresmian perluasan pabrik PT MFI juga menunjukkan, masih tingginya kepercayaan investor atas iklim dan potensi investasi di Indonesia, terutama pada sektor industri plastik dan barang plastik. “Kami memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada PT MFI dan seluruh pihak yang telah membantuterwujudnya peningkatan investasi dalam pengembangan industri plastik di Indonesia,” tutur dia.

Kemenperin mencatat, total kapasitas produksi PET Film di Indonesia saat ini mencapai 180,5 ribu ton per tahun. Proyek perluasan pabrik yang dilakukan oleh PT MFI tersebut untuk menambah kapasitas polyester film (PET) sebesar 25.000 ton per tahun, yang aplikasinya digunakan untuk film electronic device 5G/6G. 

Proyek tersebut diharapkan berkontribusi dalam menjaga pasokan dalam negeri sebagai antisipasi meningkatnya permintaan packaging film domestik, sekaligus menambah potensi pasar ekspor produk film Indonesia. “Investasi proyek perluasan PT MFI ini menunjukkan bahwa potensi pengembangan industri polyester film khususnya PET Film masih cukup besar di Indonesia,” ujar dia.

Investasi perluasan pabrik PT MFI diperkirakan mencapai 156 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,3 trilliun dengan menyerap ratusan tenaga kerja di Indonesia. PT MFI telah beroperasi sejak tahun 1995, dan merupakan bagian dari Mitsubishi Chemical Group, Jepang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement