Jumat 29 Jul 2022 18:48 WIB

Peneliti Unisba Kembangkan Model Pembelajaran Antikorupsi

Riset ini dilatarbelakangi kekhawatiran terhadap tingginya angka kecurangan akademik

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Tim peneliti Universitas Islam Bandung (Unisba) mendapatkan bantuan penelitian dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek  melalui skema riset keilmuan.
Foto: s
Tim peneliti Universitas Islam Bandung (Unisba) mendapatkan bantuan penelitian dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek melalui skema riset keilmuan.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Tim peneliti Universitas Islam Bandung (Unisba) mendapatkan bantuan penelitian dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek  melalui skema riset keilmuan. 

Menurut Ketua Tim Peneliti, Dr Alhamuddin, M.M.Pd, riset ini dilatarbelakangi kekhawatiran terhadap tingginya angka kecurangan akademik dikalangan siswa SMA saat mengerjakan tugas dimasa pandemik Covid 19. 

Baca Juga

"Sekitar 96 persen siswa mengakui melakukan kecurangan akademik saat menjalankan tugas. Kecurangan tersebut dilakukan melalui copy paste tugas dari internet, copy paste tugas kawan sudah selesai, atau mengerjakan tugas apa adanya yang penting bisa selesai dan bebas dari kewajiban dan tanggung jawab dari sekolah," ujar Alhamuddin, dalam siaran persnya, Jumat (28/7/2022).

Fenomena ini, kata dia, mengkhawatirkan. Karena apabila dibiarkan maka akan terjadi learning loss dan learning gap dalam pencapaian kompetensi siswa di sekolah. 

Berdasarkan itulah, tim peneliti melalui hibah riset keilmuan ini mengembangkan sebuah model pembelajaran yang disebut dengan  Pembelajaran 2A – Aku Antikorupsi. 

Pembelajaran 2A, kata dia, merupakan sebuah rancangan model pembelajaran yang dikembangkan tim peneliti dengan menggunakan ragam pendekatan dan model pembelajaran yang efektif.

Selain itu, kata dia, model ini dikembangkan dengan pendekatan digital disesuaikan dengan kebutuhan dan zaman saat ini. Anak-anak sangat familiar dengan digital. Sehingga model tersebut diharapkan dapat diaplikasikan dan dimanfaatkan siswa dengan mudah. 

Menurutnya, internalisasi nilai-nilai antikorupsi berupa kejujuran, disiplin, tanggung jawab melalui lagu, cerita, puisi dan lain sebagainya. Sehingga pendekatan-pendekatan itu bisa mudah dicerna oleh siswa selain dengan menggunakan digital."Dengan demikian diharapkan model pembelajaran ini dapat berkontribusi terhadap penanaman niai-nilai antikorupsi di Indonesia," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement