Ahad 31 Jul 2022 12:11 WIB

Laporan: Myanmar Gunakan Pesawat Buatan Rusia dalam Serangan Sipil

Serangan itu terjadi di selatan Kotapraja Myawaddy di negara bagian Karen tenggara.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Muhammad Fakhruddin
Laporan: Myanmar Gunakan Pesawat Buatan Rusia dalam Serangan Sipil (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Laporan: Myanmar Gunakan Pesawat Buatan Rusia dalam Serangan Sipil (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,NAYPYITAW -- Militer Myanmar diduga menggunakan pesawat Yak-130 buatan Rusia dengan kemampuan serangan darat terhadap warga sipil. Sejak kudeta pada tahun lalu, militer Myanmar berusaha untuk membasmi oposisi yang menentang kekuasaannya.

Sebuah kelompok yang mengumpulkan bukti pelanggaran hak di Myanmar dan berbasis di London, Myanmar Witness, mengatakan, mereka dapat memverifikasi penyelidikan sumber terbuka pada beberapa kesempatan ketika roket dan meriam 23mm telah digunakan di daerah pedesaan. Myanmar Witness telah memverifikasi penyebaran berulang Yak-130 atau jet latih canggih buatan Rusia dengan kemampuan serangan darat yang terdokumentasi, di Myanmar.

Baca Juga

"Selama penyelidikan ini, laporan dan geolokasi yang kredibel telah mengungkapkan penggunaan Yak-130 di dalam wilayah sipil yang berpenduduk," kata Myanmar Witness dalam laporannya, dilansir Aljazirah, Ahad (31/7/2022).

Dalam video yang dibagikan di Facebook bulan lalu menunjukkan setidaknya satu Yak-130 melakukan dua lintasan, dan meluncurkan beberapa salvo roket terarah ke tanah. Video kedua menunjukkan satu Yak-130 melakukan setidaknya lima operan dan menembakkan sekitar 18 salvo roket terarah.

Serangan itu terjadi di selatan Kotapraja Myawaddy di negara bagian Karen tenggara. Di wilayah itu, kelompok etnis bersenjata telah lama berjuang untuk otonomi, dengan memberikan pelatihan dan dukungan kepada milisi sipil yang dibentuk untuk melawan kudeta pada Februari 2021.

Saksi Myanmar melakukan geolokasi terhadap kedua video tersebut. Saksi mengatakan, video itu diambil dengan jarak sekitar 200 meter dari perbatasan Thailand-Myanmar. Laporan ini juga memverifikasi sebuah insiden pada Februari 2022, ketika setidaknya satu Yak-130 diidentifikasi mengambil bagian dalam operasi di barat Loikaw, di negara bagian Kayah, yang terletak di perbatasan Thailand di timur.

“Pekerjaan tanpa pandang bulu dari pesawat serang canggih, terutama ketika digunakan dalam koordinasi dengan pesawat militer lainnya, sangat kontras dengan cara dan metode yang digunakan oleh kelompok-kelompok yang dipandang sebagai pemberontak oleh militer Myanmar,” kata laporan itu.

Myanmar jatuh ke dalam krisis pada Februari 2021 ketika panglima militer Jenderal Senior Min Aung Hlaing merebut kekuasaan dari pemerintah sipil terpilih Aung San Suu Kyi.  Kudeta itu memicu protes massa dan luapan kemarahan yang ditanggapi oleh militer dengan kekerasan. Menurut PBB, Lebih dari 2.000 orang telah tewas dalam tindakan keras itu. Sementara hampir 700.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Rusia adalah pemasok senjata dan peralatan penting untuk militer Myanmar. Awal bulan ini, Min Aung Hlaing berada di Moskow untuk mengejar kesepakatan pengiriman senjata lebih lanjut.

Rusia mengirimkan 12 pesawat ke Myanmar antara 2015 dan 2019, ketika berada di bawah pemerintahan sipil. Tetapi pada Desember tahun lalu enam jet diluncurkan lagi di pangkalan angkatan udara Meiktila.

Pada Maret, Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris Raya memasukkan pejabat militer senior ke daftar hitam. Termasuk panglima angkatan udara yang baru diangkat, atas meningkatnya kekerasan militer.  Sanksi juga menargetkan mereka yang mencari dan memasok senjata ke angkatan udara.

Sejumlah kelompok hak asasi manusia telah mendesak masyarakat internasional untuk memperluas sanksi  dan memberlakukan embargo penjualan bahan bakar jet ke Myanmar karena serangan udara yang berulang kali terhadap penduduk sipil. Myanmar mengimpor semua bahan bakar pesawat untuk keperluan sipil maupun militer. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement