Ahad 31 Jul 2022 22:30 WIB

BPBD Gencarkan Sekolah Aman Bencana di Sukabumi

Para pelajar di sekolah dapat memahami risiko bencana di sektor pendidikan.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Muhammad Fakhruddin
BPBD Gencarkan Sekolah Aman Bencana di Sukabumi (ilustrasi).
Foto: Dok Republika.co.id
BPBD Gencarkan Sekolah Aman Bencana di Sukabumi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi menggencarkan upaya sekolah aman bencana. Di mana petugas BPBD membekali para pelajar mengenai pengetahuan dan wawasan kebencanaan.

Salah satunya melalui masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) beberapa waktu lalu. Tercatat sejumlah Satuan pendidikan yang difasilitasi antara lain PKBM Ummi Kultsum, SMK Terpadu Ibadurrahman dan SMKN 4 Kota Sukabumi.

''Para pelajar di sekolah dapat memahami risiko bencana di sektor pendidikan akan membangun kesiapsiagaan struktural dan kultural,'' ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, Ahad (31/7/2022).

Sehingga harapannya dampak bencana berupa korban maupun kerusakan dan kerugian bila bencana terjadi dapat dikurangi di lingkungan sekolah. Apalagi, sekolah dan madrasah merupakan bagian obyek strategis roda ketangguhan.

Hal ini ungkap Zulkarnain, mengacu pada Beleid Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33 Tahun 2019 yang mengamanatkan untuk melakukan program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Di mana di dalamnya ada tiga pilar utama SPAB yaitu fasilitas sekolah aman, manajemen bencana di sekolah dan pendidikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana.

Oleh karenanya dalam MPLS kata Zulkarnain, para siswa diedukasi mengenali tanda bahaya bencana, risiko yang ditimbulkan dan bagaimana mitigasinya. Selain itu mereka dipandu fasilitator dengan pola permainan waspada bencana dan puzzle.

Harapannya ungkap Zulkarnain, pada saat kejadian banjir dan longsor, siswa menyelamatkan diri naik ke tempat yang tinggi dan menjauh dari lokasi. Selanjutnya pada saat puting beliung menerjang harus berlindung di tempat kuat seperti di dalam rumah.

''Bila gempa bumi terjadi semua berlindung di triase dengan mencari tempat lapang agar terhindar dari reruntuhan,'' kata Zulkarnain. Metode games ini dilakoni bersama melalui dinamika kelompok antar siswa ditaburi yel yel ketangguhan dan kekompakan sembari mainkan aneka puzzle yang menumbuhkan keceriaan yang disiapkan fasilitator.

Menurut Zulkarnain, semakin banyak sekolah di Kota Sukabumi yang peduli menerapkan SPAB, maka risiko bencana yang dihadapi tentunya semakin berkurang. Sekolah yang sudah mendapatkan SPAB diharapkan mentransfer ilmu ke orang terdekat dan sekolah lainnya.

Simulasi tentang siaga bencana juga lanjut Zulkarnain, perlu dilakukan secara berkala dan dapat menjadi program tetap sekolah. Hal ini tanpa menunggu MPLS tiba atau menunggu bencana melanda.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Imran Whardani menekankan ada empat pokok yang dilakukan terkait dengan mitigasi bencana di sekolah. Pertama, harus tersedia informasi rawan bencana, prasarana kesiapsiagaan seperti peta, titik kumpul dan jalur evakuasi terpasang di setiap sekolah.

Kedua adanya sosialisasi dan simulasi (sosis) Setiap kategori bencana perlu adanya sosis dalam rangka meningkatkan pemahaman serta kesadaran menghadapi bencana. Ketiga, satuan pendidikan harus mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari untuk memitigasi bencana.

Selain itu juga harus tahu cara menyelamatkan diri jika terjadi bencana yang datang sewaktu-waktu. Selanjutnya yang keempat adalah, Sekolah harus tahu bagaimana mengatur manajemen kesiapsiagaan bencana untuk mengurangi ancaman bencana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement