Senin 01 Aug 2022 11:29 WIB

Seorang Eksportir Gandum Terbesar Ukraina Tewas dalam Serangan Rudal Rusia

Salah satu pengusaha terkaya Ukraina tewas bersama istrinya dalam serangan Rusia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Salah satu pengusaha terkaya Ukraina tewas bersama istrinya dalam serangan Rusia di Kota Mykolaiv.
Foto: AP Photo/Efrem Lukatsky
Salah satu pengusaha terkaya Ukraina tewas bersama istrinya dalam serangan Rusia di Kota Mykolaiv.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Salah satu pengusaha terkaya Ukraina tewas bersama istrinya dalam serangan Rusia di Kota Mykolaiv. Oleksiy Vadatursky (74 tahun) dan istrinya Raisa tewas ketika sebuah rudal menghantam rumah mereka pada Ahad (31/7/2022) malam.

Vadatursky merupakan pemilik Nibulon, sebuah perusahaan yang terlibat dalam ekspor biji-bijian. Dia juga menerima penghargaan sebagai "Pahlawan Ukraina".

Baca Juga

Dilansir BBC, Senin (1/8/2022) Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menggambarkan kematian Vadatursky sebagai kehilangan besar. Wali kota Mykolaiv, Oleksandr Senkevych mengatakan, ini adalah pemboman Rusia terberat di Kota Mykolaiv.

Serangan telah merusak sebuah hotel, kompleks olahraga, dua sekolah dan sebuah bengkel, serta beberapa rumah. Kota Mykolaiv terletak di jalur utama menuju Odesa, yang merupakan pelabuhan terbesar Ukraina di Laut Hitam. Kota ini telah dihantam berulang kali sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari.

"Kontribusi Vadatursky untuk pengembangan industri pertanian dan pembuatan kapal, serta pengembangan kawasan itu sangat berharga," ujar Gubernur Mykolaiv Oblast, Vitaliy Kim.

Penasihat kantor Presiden Zelensky, Mykhailo Podolyak yakin Rusia sengaja menargetkan Vadatursky. Dia mengatakan, salah satu rudal Rusia menghantam kamar pengusaha tersebut.

Nibulon telah membangun banyak fasilitas penyimpanan dan infrastruktur lainnya untuk mengekspor biji-bijian.

Ukraina dan Rusia adalah pengekspor utama gandum dan biji-bijian. Invasi Rusia di Ukraina telah menyebabkan gangguan ekspor dan lonjakan harga pangan di seluruh dunia.

Pekan lalu, Ukraina dan Rusia menandatangani perjanjian yang ditengahi PBB di Turki pekan lalu, untuk meredakan krisis pangan. Turki mengatakan kapal pertama yang membawa gandum diperkirakan akan meninggalkan Odesa pada Senin (1/8) pagi.

Ukraina menuduh pasukan Rusia mencuri biji-bijian dari pertanian di tanah yang diduduki dan mengekspornya melalui Krimea. Rusia menyangkal klaim Ukraina tersebut.

Sebanyak 16 kapal yang membawa muatan gandum dan biji-bijian berangkat dari pelabuhan Odesa di Ukraina, pada Sabtu (30/7). Aljazirah melaporkan, sebanyak 25 juta ton biji-bijian akan dikirim ke Afrika, Timur Tengah, dan bagian lain dunia sebagai bagian dari kesepakatan ekspor biji-bijian yang didukung PBB dan ditandatangani antara Moskow dan Kyiv pada 22 Juli.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengunjungi pelabuhan Chernomorsk di wilayah Odesa pada Jumat (29/7) untuk menyaksikan persiapan kapal mengekspor gandum. Ini adalah pertama kalinya kapal Ukraina meninggalkan pelabuhan sejak invasi Rusia.

“Kapal pertama membawa muatan sejak awal perang,” kata Zelenskyy.

Pada Jumat, terjadi serangan terhadap pusat penahanan pra-ajudikasi di Olenivka, wilayah Donetsk yang dikuasai separatis. Rusia menuduh Kiev menyerang penjara dengan sistem rudal HIMARS buatan Amerika Serikat. Serangan ini menewaskan puluhan tahanan, termasuk beberapa yang dianggap sebagai pahlawan perang oleh Kiev karena mempertahankan pabrik baja Azovstal di Mariupol.

Pasukan Ukraina membantah melakukan serangan itu. Pasukan Ukraina mengatakan, mereka menghindari menyerang infrastruktur sipil sesuai dengan hukum internasional.

 “Ini adalah kejahatan perang yang disengaja di pihak Rusia, pembunuhan yang disengaja terhadap tawanan perang Ukraina,” kata Zelenskyy.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa 50 tahanan tewas. Ketegangan dapat menghambat tujuan untuk mengekspor sekitar empat hingga lima kapal curah besar per hari. Kapal tersebut mengangkut biji-bijian dari pelabuhan ke  Afrika, Timur Tengah dan Asia, yang menghadapi kekurangan pangan dan, kelaparan. Badan-badan PBB seperti Program Pangan Dunia telah mengatur untuk menerima biji-bijian bagi kebutuhan kemanusiaan yang mendesak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement