Selasa 02 Aug 2022 00:35 WIB

Rusia Kucurkan 20 Miliar Dolar AS ke Turki untuk Danai PLTN

Rusia dan Turki terus memperluas kerja sama dalam bidang energi

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir/PLTN (ilustrasi)
Foto: EPA/Laurent Dubrule
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir/PLTN (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rusia dilaporkan telah mentransfer 20 miliar dolar AS ke Turki untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir utama. Kedua negara itu terus memperluas kerja sama dalam bidang energi, seiring kebutuhan akan energi di Turki yang terus meningkat.

Menurut laporan Bloomberg, pejabat senior Turki yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa perusahaan milik Rusia Rosatom mengirim sekitar 5 miliar dolar AS pada minggu lalu ke perusahaan Turki Akkuyu Nuclear JSC, yang sedang membangun pabrik di kota Mersin di Turki Selatan. Selanjutnya 15 miliar dolar AS akan ditransfer selama beberapa minggu mendatang.

Ini menjadi upaya memperkuat kemitraan antara kedua negara yang dimulai dengan perjanjian kerjasama yang ditandatangani pada tahun 2010. Proyek ini juga dibiayai oleh Sberbank dan Sovcombank, yang sebelumnya merupakan pemberi pinjaman terbesar di Rusia.

“Pembiayaan proyek diatur untuk menutupi semua kebutuhan pengadaan pabrik selama dua tahun ke depan,” demikian menurut pejabat Turki seperti dilansir dari Middle East Monitor, Ahad (31/7/2022).

Di dalam kontrak jangka panjang, Rosatom menyediakan desain, konstruksi, pemeliharaan, operasi, dan dekomisioning pembangkit listrik Akkuyu, dengan unit pertamanya akan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2023. Tiga unit dan reaktor lainnya direncanakan mulai beroperasi satu per satu setiap tahun hingga tahun 2026, dengan total kapasitas terpasang 4.800 megawatt (MW).

Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Turki Fatih Dönmez, pembangkit listrik tersebut diperkirakan menghasilkan 35 miliar kilowatt-jam (kWh) listrik setiap tahun, yang akan menyediakan sekitar 10 persen dari kebutuhan listrik domestik Turki.

Transfer dana dari Rusia dan pembangkit listrik Akkuyu dilakukan lebih dari seminggu setelah Mesir mengumumkan fase pertama pembangkit listrik tenaga nuklir El-Dabaa, yang juga dibantu oleh Rusia dan perusahaan negara Rosatom.

Pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir Ankara dan Kairo merupakan dorongan baru untuk sumber energi yang lebih beragam dan andal, terutama ketika sebagian besar negara akan semakin mengalami kekurangan pasokan energi di tengah transisi ke bentuk energi yang lebih sustainability dan jauh dari bahan bakar fosil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement