Selasa 02 Aug 2022 17:55 WIB

Anak Usaha Telkom Ini Fokus Menjadi Perusahaan Infrastruktur Digital

Total menara telekomunikasi yang dimiliki Mitratel mencapai lebih dari 34.800 menara.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Menara telekomunikasi (ilustrasi). Total menara telekomunikasi yang dimiliki Mitratel mencapai lebih dari 34.800 menara.
Foto: Telkom
Menara telekomunikasi (ilustrasi). Total menara telekomunikasi yang dimiliki Mitratel mencapai lebih dari 34.800 menara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, memantapkan posisi sebagai perusahaan menara telekomunikasi terbesar tak hanya di Indonesia, melainkan juga di Asia Tenggara.

Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, hal ini tak lepas dari kesepakatan Mitratel dengan dan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) yang telah menandatangani perjanjian jual beli untuk pengalihan kepemilikan 6 ribu menara telekomunikasi milik Telkomsel kepada Mitratel.

Baca Juga

Teddy menyampaikan skema pengalihan berupa penjualan dan penyewaan kembali (sales and leased back) dengan pengalihan enam ribu unit menara telekomunikasi, sehingga total menara telekomunikasi yang dimiliki Mitratel mencapai lebih dari 34.800 menara.

"Saat ini Mitratel memiliki menara telekomunikasi yang tersebar di berbagai wilayah, sehingga memantapkan posisinya sebagai market leader dalam hal kepemilikan menara telekomunikasi di Asia Tenggara, dengan pelanggan terbesarnya adalah Telkomsel yang juga merupakan market leader di industri operator seluler," ujar pria yang akrab disapa Teddy saat media gathering di Jakarta, Selasa (2/8/2022).

Teddy menyebut, pengalihan enam ribu menara telekomunikasi ini dapat menjadi modal utama untuk market expansion dan mendukung akselerasi implementasi jaringan 5G di Indonesia, menambah alat produksi Mitratel dan menegaskan Mitratel sebagai perusahaan tower provider terbesar di Asia Tenggara.

Sebagai bagian dari perjanjian, ucap Teddy, Mitratel akan menerapkan layanan IoT dan Data Analytic Telkomsel untuk menyediakan manajemen operasional menara telekomunikasi secara real time dan optimalisasi konsumsi daya secara proaktif. Teddy berharap kemitraan ini dapat lebih berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan dampak yang ditimbulkan. Hal tersebut merupakan wujud komitmen terhadap inisiatif Environment, Social and Governance (ESG).

"Sejalan dengan visi dan misi Mitratel menjadi digital infrastruktur company terdepan yang selalu mendukung customer dan bisnis partnernya dalam memperkuat dan memperluas layanannya, Mitratel telah menyiapkan infrastruktur telekomunikasi, baik itu menara, fiber optic, dan power to tower yang tersebar di seluruh Indonesia, khususnya di luar Jawa," ucap Teddy.

Teddy menilai perluasan infrastruktur telekomunikasi akan memberikan kemudahan bagi operator telekomunikasi maupun nonoperator untuk memanfaatkan solusi terlengkap dan terintegrasi yang telah dimiliki Mitratel. Teddy menyebut enam ribu menara yang diakuisisi Mitratel berada di lokasi strategis yang tersebar di seluruh Indonesia untuk mendukung percepatan penambahan potensi kolokasi dan pengembangan Tower Related Business. Hal ini didukung dengan posisi Telkomsel sebagai penyewa utama jangka panjang dan memiliki potensi kolokasi yang tinggi dari operator-operator telekomunikasi lainnya. 

Teddy meyakini kesepakatan ini akan memberikan manfaat bagi pertumbuhan bisnis menara Mitratel yang berkelanjutan di atas rata-rata industri dan memastikan menjadi leading sustainable growth. Teddy menyampaikan Mitratel juga terus berupaya melayani semua operator seluler di Indonesia dengan menyediakan skema bisnis yang atraktif.

"Aksi korporasi berkelanjutan dari Telkomsel dan Mitratel ini diharapkan memperkuat momentum kedua perusahaan dalam memastikan terciptanya pengelolaan aset dan perluasan lini bisnis yang dapat mendorong pertumbuhan kinerja perusahaan yang semakin ideal, produktif, efektif, efisien, dan relevan dengan setiap perkembangan teknologi," kata Teddy.

Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan, kedua perusahaan juga menyepakati komitmen pesanan pembangunan menara baru dari Telkomsel kepada Mitratel sejumlah seribu menara dalam tiga tahun ke depan serta beberapa inisiatif bisnis lainnya seperti penggunaan IoT (Internet of Things), layanan Green Energy dan New Ecosystem Tower Business lainnya. 

"Ke depan juga perawatan menara tidak lagi manual, tapi kita menggunakan digitalisasi dengan IoT agar semakin efisiensi," ucap Hendra.

Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam mengatakan, dengan kesepakatan pengalihan kepemilikan enam ribu menara telekomunikasi kepada Mitratel, Telkomsel semakin memantapkan upaya transformasi perusahaan melalui pengembangan portofolio perusahaan di bisnis digital secara lebih konsisten, menyeluruh dan memperkuat komitmen perusahaan dalam menghadirkan inovasi layanan yang lebih beragam. Hal ini akan membuka lebih banyak peluang bernilai tambah bagi ekosistem gaya hidup digital masyarakat Indonesia secara lebih inklusif. 

"Telkomsel berharap dapat lebih mendorong akselerasi penguatan struktur perusahaan yang lebih ideal dalam memastikan implementasi tiga pilar digital yang sedang dijalankan, yakni sebagai penyedia digital connectivity, digital platform, dan digital service yang andal dan selalu relevan dengan perkembangan ekosistem digital yang lebih customer-centric," ujar Hendri.

Direktur Strategic Portfolio Telkom Indonesia Budi Setyawan Wijaya menyambut positif sinergitas antaranak usaha Telkom. Budi berharap kemitraan dapat terus berlanjut guna mendukung akselerasi digitalisasi Indonesia.

"Aksi korporasi ini merupakan salah satu upaya TelkomGroup untuk memperkuat posisi di bisnis menara telekomunikasi demi memperkuat competitive advantages perusahaan dan meningkatkan value creation bagi pemangku kepentingan," kata Budi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement