Rabu 03 Aug 2022 11:52 WIB

Dinkes Kota Bandung Minta Masyarakat Waspadai Cacar Monyet

Kasus cacar monyet belum ditemukan di Kota Bandung

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nur Aini
Pasien cacar monyet (ilustrasi) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menyebut penyakit cacar monyet yang tengah merebak di dunia belum ditemukan di Kota Bandung.
Foto: www.freepik.com
Pasien cacar monyet (ilustrasi) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menyebut penyakit cacar monyet yang tengah merebak di dunia belum ditemukan di Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menyebut penyakit cacar monyet yang tengah merebak di dunia belum ditemukan di Kota Bandung. Namun, masyarakat tetap diminta waspada dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

"Untuk kasus cacar monyet sampai dengan sekarang belum ada dilaporkan penyakit cacar monyet tapi harus meningkatkan kewaspadaan," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Ira Anjani Dewi, Rabu (3/8/2022).

Baca Juga

Ia menuturkan masyarakat diminta untuk tetap waapada dan menerapkan perilaku bersih dan sehat. Selain itu, warga harus sering mencuci tangan dan menerapkan protokol kesehatan.

"Untuk masyarakat harus curiga ke cacar monyet, kalau ada demam tinggi dan ada timbul bintik-bintik berisi air dan di seluruh tubuh merah panas," katanya.

Apabila masyarakat mengalami gejala tersebut, Ira mengimbau untuk segera datang ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lain. Sehingga dapat segera diobati dan ditanggulangi.

Selain itu, ia mengatakan penyebab seseorang terkena penyakit cacar monyet dimungkinkan karena mengalami daya tahan tubuh yang rendah.

Sebelumnya, Pemerintah mendukung upaya penguatan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai penyakit cacar monyet atau monkeypox. Pasalnya, penyakit tersebut sudah menyebar di banyak negara termasuk di kawasan Asia.

"Penguatan edukasi dan sosialisasi sangat diperlukan guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat di tanah air mengenai penyakit yang saat ini menjadi perhatian global," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Agus Suprapto. Senin (1/8/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement