Kamis 04 Aug 2022 05:49 WIB

Mahasiswa UMM Bantu Atasi Wabah PMK di Kabupaten Malang

Jawa Timur memiliki populasi ternak sapi tertinggi, terutama di Malang.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Ilham Tirta
Petugas menyuntikkan vaksin penyakit mulut kuku (PMK) tahap kedua ke hewan ternak sapi (ilustrasi).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Petugas menyuntikkan vaksin penyakit mulut kuku (PMK) tahap kedua ke hewan ternak sapi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menerjunkan 32 relawan ke Ngantang dan Kasembon, Kabupaten Malang. Relawan mahasiswa ini akan membantu Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang untuk proses vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) PMK dosis kedua pada hewan ternak selama dua pekan ke depan.

Kepala Satuan Tugas (satgas) PMK UMM, Profesor Lili Zalizar menjelaskan, Jawa Timur (Jatim) merupakan sasaran utama penanganan PMK. Hal ini terjadi karena Jatim memiliki populasi ternak sapi tertinggi di Indonesia terutama di wilayah Kabupaten Malang. Peternak sapi di Kabupaten Malang tersebar di beberapa daerah seperti Pujon, Ngantang, dan Kasembon.

Baca Juga

"Produk yang biasanya dihasilkan adalah susu perah dan daging sapi. Tingginya angka peternak sapi tersebut membuat dampak ekonomi akibat PMK semakin terasa,” ungkap dosen asal Subang itu dalam pesan pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (3/8/2022).

Berkat pembatasan transportasi ternak dan vaksinasi pertama yang di lakukan, persebaran PMK pada hewan ternak cukup berkurang. Namun untuk meningkatkan daya tahan tubuh hewan ternak terhadap penyakit PMK, vaksinasi tahap kedua sangat dibutuhkan.

Sebanyak 32 relawan mahasiswa yang dikirimkan berasal dari Program Studi (Prodi) Peternakan. Mereka akan bertugas untuk membantu proses vaksinasi dan juga rekap data ke database nasional. Vaksin tersebut akan disuntikan kepada sekitar 100 hingga 300 sapi per harinya.

Lili sangat berharap kegiatan vaksinasi PMK dapat memperkebal hewan ternak dari virus tersebut. Pemberian vaksin kedua ini juga akan menurunkan tingkat kematian hewan ternak akibat PMK.

Sementara itu, Wakil Rektor III UMM Nur Subeki mengatakan, virus PMK sangat meresahkan kalangan peternak. Hadirnya para mahasiswa sebagai relawan PMK ini membuatnya bangga terhadap kepedulian untuk membantu masyarakat luas. Hal ini juga dapat membantu mahasiswa untuk memperkuat kemampuan nonteknis yang telah dibangun.

Dia berharap mahasiswa yang diterjunkan ini akan menjadi penggerak untuk menangani wabah penyakit PMK di Malang. Selain itu, apa yang dilakukan bisa berdampak positif untuk mengurangi persebaran penyakit PMK pada hewan ternak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement