Jumat 05 Aug 2022 21:52 WIB

Sektor Perdagangan Topang Pertumbuhan Ekonomi di Lampung

Pertumbuhan ekonomi di Lampung dipengaruhi meningkatnya mobilitas masyarakat

Rep: mursalin yasland/ Red: Hiru Muhammad
Pekerja menata pisang mas siap ekspor di Koperasi Tani Hijau Makmur, Pekon Sumber Mulyo, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Lampung, Kamis (28/10/2021). Koperasi Tani Hijau Makmur yang menjalin kemitraan dengan Perusahaan Great Giant Food (GGF) berhasil melakukan ekspor sebanyak dua ton tiap bulannya ke Singapura dan Malaysia.
Foto: ANTARA/Ardiansyah
Pekerja menata pisang mas siap ekspor di Koperasi Tani Hijau Makmur, Pekon Sumber Mulyo, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Lampung, Kamis (28/10/2021). Koperasi Tani Hijau Makmur yang menjalin kemitraan dengan Perusahaan Great Giant Food (GGF) berhasil melakukan ekspor sebanyak dua ton tiap bulannya ke Singapura dan Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung pada triwulan II tahun 2022 naik 5,22 persen dibandingkan dengan triwulan II tahun 2021 sebesar 5,12 persen. Sektor perdagangan dan reparasi kendaraan menopang pertumbuhan ekonomi di provinsi ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung menyebutkan, pertumbuhan ekonomi di Lampung mengalami kenaikan pada triwulan II-2022 dibandingkan triwulan II-2021. Namun, terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi bila dibandingkan pada triwulan II-2019 yakni 5,57 persen.

Baca Juga

“Pada triwulan II-2022 secara //year on year//, perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor menjadi sumber pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 1,79 persen,” kata Kepala BPS Lampung Endang Retno Sri Subiandani di Bandar Lampung, Jumat (5/8/2022).

Pada pertumbuhan ekonomi di Lampung 5,22 persen tersebut, sektor terbesar penyumbang lainnya yakni industri 1,48 persen, disusul pertanian 0,73 persen, transportasi dan pergudangan 0,72 persen, dan konstruksi 0,48 persen.

Bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2021 sektor penopang tertinggi masih perdagangan 1,54 persen, industri 1,38 persen, konstruksi 0,85 persen, lainnya 0,78 persen, dan transportasi dan pergudangan 0,48 persen, terkecil pada sektor pertanian 0,09 persen.

Sedangkan bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di Lampung pada triwulan II tahun 2019, sektor perdagangan malah cenderung lebih kecil 0,73 persen, sedangkan sektor industri melesat 2,10 persen. Kemudian sektor lainnya 1,46 persen disusul konstruksi 0,65 persen, transportasi dan pergudangan 0,42 persen, dan pertanian 0,22 persen.

Endang mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Lampung dipengaruhi dengan meningkatnya mobilitas masyarakat pada triwulan II-2022 baik di tempat ritel, rekreasi, tempat belaja, farmasi, taman, tempat transit, dan tempat kerja. “Kondisi ini memberikan dampak positif terhadap perekonomian Lampung,” katanya.

Selain itu, ia menjelaskan ada peningkatan produksi komoditas pengungkit utama tanamanan pangan seperti padi dan singkong (ubikayu). Komoditas pengungkit utama pertumbuhan tanaman pangan yakni jagung, kedelai, dan singkong. “Nilai produksinya paling tinggi di Sumatra,” ujarnya.

Kemudian, adanya panen raya padi di beberapa kabupaten seperti di Kabupaten Tulangbawang, Mesuji, dan Waykanan, juga terdapat panen raya jagung di Kabupaten Lampung Barat. Juga dipengaruhi adanya musim giling tebu, panen kopi, peluncuran Desa Devisa Lada Hitam, peningkatan pemotongan spai dan kerbai, daging ayam ras, produksi telur ayam ras. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement