Ahad 07 Aug 2022 14:00 WIB

Menguatkan Fondasi Mobilitas Nol Emisi

Blue Bird mendekatkan mobilitas nol emisi, salah satunya di Bandara Bali.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Pengemudi mengisi daya mobil taksi listrik Bluebird di Kantor Pusat Bluebird Group, Mampang, Jakarta, Rabu (13/7/2022). Hingga akhir tahun 2022 Bluebird menargetkan pertambahan hingga 50-60 unit armada listrik dengan fokus di Jakarta dan Bali.
Foto: Prayogi/Republika.
Pengemudi mengisi daya mobil taksi listrik Bluebird di Kantor Pusat Bluebird Group, Mampang, Jakarta, Rabu (13/7/2022). Hingga akhir tahun 2022 Bluebird menargetkan pertambahan hingga 50-60 unit armada listrik dengan fokus di Jakarta dan Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Blue Bird Tbk mencoba mengambil peluang pada Presidensi G20 Indonesia di Bali. Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali menjadi salah satu simpul transportasi yang dapat menguatkan fondasi Blue Bird dalam mendekatkan pengalaman mobilitas nol emisi kepada masyarakat luas. 

Transisi energi berkelanjutan menjadi salah satu topik utama yang dibahas dalam KTT G20. Blue Bird dan PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) sebagai operator Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali bersinergi untuk mengimplementasikan energi ramah lingkungan dengan melebarkan sayap penggunaan mobilitas nol emisi. 

Baca Juga

Tak hanya menyediakan armadanya saja, Blue Bird juga akan menambah infrastruktur pendukung yakni stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). "Di Jakarta sudah ada SPKLU. (Rencana tambah) ada di Bali sesuai rencana G20," kata Vice President Teknik Blue Bird Bintarti A Yulianto kepada Republika, Sabtu (6/8/2022). 

Wakil Direktur Utama Blue Bird Adrianto Djokosoetono mengungkapkan, dalam menyediakan pengembangan SPKLU, Blue Bird tidak akan bekerja sendiri. Blue Bird akan menggandeng pengembang SPKLU dengan pilihan skema tertentu. 

"Apakah itu nanti investasi di tempat kami atau bentuk kolaborasi yang kami juga terbuka," kata Adrianto. 

Di sisi lain, Adrianto menganggap kolaborasi yang dilakukan Blue Bird dan AP I juga menjadi langkah strategis. Terlebih, bandara menjadi salah satu pintu masuk pengunjung dan merupakan first mile untuk memasuki wilayah Bali.

Sejak pertengahan 2021, Blue Bird sudah melakukan uji coba satu unit kendaraan listrik dan mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. Adrianto memastikan implementasi kendaraan listrik merupakan komitmen jangka panjang perusahaan. 

"Ini sebagai realisasi dari salah satu pilar visi keberlanjutan Blue Bird yaitu BlueSky yang menjadi bentuk kontribusi perusahaan untuk mendukung perbaikan kualitas lingkungan," ungkap Adrianto.  

Menciptakan Bali Clean Energy

Untuk menuju transisi energi ramah lingkungan, AP I resmi memperkenalkan Bali Clean Energy. Dibukanya penerbangan internasional ke Bali menjadi momentum tepat untuk menunjukan kesiapan Indonesia untuk menggunakan energi ramah lingkungan dalam bepergian. 

"Kerja sama yang dilakukan dengan Blue Bird melalui ketersediaan taksi listrik menjadi alternatif energi serta mendukung dan mengkampanyekan salah satu program KTT G20 yaitu tentang climate sustainability working group," kata General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali Handy Heryudhitiawan kepada Republika, Sabtu (6/7/2022). 

Handy menuturkan tujuan ekshibisi tersebut untuk edukasi dan memberi pengalaman kepada penumpang. Khususnya terkait penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai di bandara. 

Untuk mendukung program tersebut, Handy memastikan AP I menyediakan area ekshibisi untuk pengalaman penumpang. "Harapannya dengan adanya pengalaman mobilitas menggunakan taksi atau kendaraan listrik mampu mensosialisasikan penggunaan energi alternatif kepada penumpang," jelas Handy. 

Anak usaha AP I yakni Angkasa Pura Property juga tengah membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Handy menuturkan fasilitas PLTS sengaja disiapkan untuk menunjang penggunaan listrik di area Multi Level Car Parking (MLCP) sehingga Bali Airport sudah mulai menggunakan alternatif energi. 

"Adanya ekshibisi penggunaan alternatif energi melalui taksi listrik dan fasilitas PLTS diharapkan memberi dampak positif bagi pariwisata Bali dengan 

meningkatkan nama daerah Bali yang tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata terbaik namun sebagai daerah yang ramah lingkungan," ucap Handy. 

Menyiapkan fasilitas pendukung 

Tak hanya memanfaatkan momentum presidensi G20, Blue Bird juga akan menyiapkan upaya lain untuk mendukung komitmennya dalam memperbaiki kualitas lingkungan. Wakil Direktur Utama Blue Bird Adrianto Djokosoetono memastikan Blue Bird sudah membidik rencana untuk memanfaatkan solar panel. 

"Kami rencanakan tahun depan bisa instalasi solar panel," kata Adrianto.

Dia meyakini, untuk membuat ekosistem kendaraan listrik tidak hanya menyiapkan kendaraanya saja namun juga penggunaan energi terbarukan. Menurutnya, penggunaan solar panel juga sangat mendukung di tengah rencana penambahan mobil listrik yang menjadi bagian transformasi Blue Bird yang sudah menginjak usia 50 tahun. 

"Untuk itu kami siapkan solar panel untuk menambah pengurangan jejak karbon. Ini juga sesuai dengan target pemerintah, kami mencoba memberikan kontribusi positif," ungkap Adrianto. 

Sama seperti menyediakan taksi listrik, Blue Bird juga akan berinvestasi dengan menyediakan solar panel secara bertahap. Adrianto mengatakan untuk permulaan akan diterapkan di skala kecil lalu akan diperluas sesuai kebutuhan.

Rencana tersebut tentunya akan mendukung upaya Blue Bird yang akan terus menambah armada taksi listriknya. Dengan menyediakan investasi sekitar Rp 650 juta per unit mobil listrik, Blue Bird pada tahun ini juga sudah melakukan pemesanan untuk 50 unit taksi listrik yang akan didatangkan hingga akhir 2022. 

Membentuk ekosistem kendaraan listrik 

Blue Bird memiliki target besar dalam menyediakan fasilitas taksi listrik. Nantinya armada yang digunakan sebagai taksi akan berpindah seluruhnya menggunakan mobil listrik. Untuk sampai ke tahapan tersebut, diperlukan ekosistem kendaraan listrik yang kian solid. 

Wakil Direktur Utama Blue Bird Adrianto Djokosoetono mengharapkan ekosistem kendaraan listrik harus dipercepat seiring dengan regulasi yang diciptakan pemerintah. "Yang dilakukan pemerintah sekarang sudah positif, ini perlu diapresiasi," ungkap Adrianto.

Adrianto menilai jika semakin banyak investor yang merealisasikan perakitan dan produksinya di Indonesia maka ekosistem kendaraan listrik akan semakin cepat dan tersedia. Hal itu menurutnya akan lebih ekonomis. 

"Kami harap pemerintah melanjutkan kebijakan yang sudah ada supaya produsen banyak yang melakukan produksinya di Indonesia," ucap Adrianto.

Adrianto juga optimistis tersedianya stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) akan terus bertambah. Bahkan, Adrianto yakin tidak hanya pemerintah namun juga perusahaan swasta turut berpartisipasi. 

"SPKLU swasta juga akan membuat jaringan. Mereka juga akan berjalan berdampingan dengan apa yang kita jalankan juga. Semua saya pikir sudah cukup sinkron tinggal menunggu waktu," jelas Adrianto. 

Adrianto menambahkan, saat ini juga semakin banyak kendaraan listrik yang sesuai untuk digunakan sebagai transportasi umum. Sebab kebutuhan kendaraan listrik yang dibutuhkan Blue Bird harus memiliki kapasitas penumpang yang lebih besar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement