Selasa 09 Aug 2022 06:01 WIB

Didukung Pemkab dan Astra, Petani Ponorogo Ekspor 300 ton Rempah 

Saat ini, rempah tengah digandrungi di luar negeri Timur Tengah dan Asia Selatan.

Red: Agus Yulianto
Warga Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo mengekspor rempah-rempah dengan jumlah yang besar.
Foto: Istimewa
Warga Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo mengekspor rempah-rempah dengan jumlah yang besar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petani dan masyarakat lainnya di Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo kembali mengekspor rempah-rempah dengan jumlah yang besar. Setelah sebelumnya berhasil mengekspor 50 ton temulawak dan kunyit pada Maret 2022, kali ini sebanyak 300 ton komoditas serupa ditambah jahe dan pinang akan dikirim secara bertahap ke India.

Keberhasilan mereka tidak terlepas dari dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Ponorogo dan PT Astra International Tbk yang menggagas program Desa Sejahtera Astra (DSA). Fasilitator DSA, Slamet Riyanto, menjelaskan, sejak 2021, 10 desa di Kecamatan Slahung terpilih sebagai DSA berbasis ekspor.

Berbagai program pendampingan pun terus dilakukan. "Kita berhasil ekspor perdana bulan Maret (2022) kemarin, 5 bulan setelah DSA terbentuk," katanya saat pelepasan ekspor 300 ton temulawak, jahe, dan kunyit ke India, di Desa Broto, Kecamatan Sluhung, Kabupaten Ponorogo, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Senin (8/8).

Ekspor 300 ton rempah-rempah senilai Rp3,5 miliar ini akan dilakukan bertahap hingga November-Desember mendatang. Menurutnya, keberhasilan ekspor rempah-rempah ini sangat dipengaruhi oleh dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Ponorogo terhadal DSA.

Sebagai contoh, dia bersyukur, karena Bupati Ponorogo mengeluarkan kebijakan agar seluruh RT di wilayah tersebut menanam kunyit. "Pemda Ponorogo, full support. Pemda mengeluarkan kebijakan untuk setiap RT agar menanam kunyit," katanya.

Bahkan, lanjut dia, Pemkab Ponorogo langsung berkomitmen dengan mengajak setiap RT untuk melakukan nota kesepahaman (MoU) dengan DSA agar program tersebut berkelanjutan. "Pemda ingin DSA ini berkelanjutan. Seluruh RT akan MoU dengan Desa Sejahtera Astra untuk membeli hasil pertanian ini," ujarnya.

Head of CSR Astra, Bima Krida Pamungkas, menjelaskan, pihaknya melakukan berbagai kegiatan dalam mendampingi DSA berbasis ekspor ini. Selain membantu mencari pembeli (offtaker) di luar negeri, pihaknya pun turun langsung dalam membantu proses pertanian tersebut.

"Sebanyak 6.800 RT, kita kasih bibit kunyit. Sebanyak 6 ton dari Astra," katanya.

Tak hanya itu, Astra pun membantu petani dari 10 desa di Kecamatan Slahung ini dengan menyiapkan solar dryer dome untuk mengeringkan rempah-rempah tersebut. "Kami juga membangun kapasitas petani dan menggandeng pengusaha lokal agar lebih bersinergi. Kami ingin menjadikan petani lokal ini sebagai kekuatan baru," katanya.

Lebih lanjut dia katakan, saat ini, rempah-rempah tengah digandrungi di luar negeri terutama Timur Tengah dan Asia Selatan. "DSA Ponorogo potensial untuk pengembangan rempah-rempah. Dari seluruh DSA yang ada, cuma Ponorogo yang punya rempah-rempah dan ekspor," katanya.

Oleh karena itu, dia memastikan akan terus mendampingi DSA Ponorogo. "Ini masuk tahun kedua pembinaan DSA Ponorogo. Harapannya sektor rempah-rempah bisa dikembangkan tak hanya di 10 desa, tapi ke daerah lain. Dan BUMDes bisa untuk penguatan bersama. Sehingga proses hulu hilir dari pengelolaan ini bisa kuat, kolaborasi masyarakat, petani, BUMDes," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement