Selasa 09 Aug 2022 17:21 WIB

Pasukan Israel Bunuh Dua Orang Palestina di Tepi Barat

Dua orang Palestina dibunuh Israel di Tepi Barat.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
 Pasukan Israel Bunuh Dua Orang Palestina di Tepi Barat. Foto:  Warga Palestina mencari di antara puing-puing sebuah bangunan di mana Khaled Mansour, seorang militan Jihad Islam terkemuka tewas menyusul serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, Minggu, 7 Agustus 2022. Serangan udara Israel menewaskan seorang komandan senior militan Palestina. kelompok Jihad Islam, kata pihak berwenang hari Minggu, pemimpin keduanya dibunuh di tengah meningkatnya konflik lintas batas.
Foto: AP/Yousef Masoud
Pasukan Israel Bunuh Dua Orang Palestina di Tepi Barat. Foto: Warga Palestina mencari di antara puing-puing sebuah bangunan di mana Khaled Mansour, seorang militan Jihad Islam terkemuka tewas menyusul serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan, Minggu, 7 Agustus 2022. Serangan udara Israel menewaskan seorang komandan senior militan Palestina. kelompok Jihad Islam, kata pihak berwenang hari Minggu, pemimpin keduanya dibunuh di tengah meningkatnya konflik lintas batas.

REPUBLIKA.CO.ID,NABLUS -- Dewan Keamanan PBB menggelar rapat darurat untuk membahas perang di Gaza. Tapi pertemuan itu tidak menyurutkan Israel melanjutkan menggelar serangan ke Palestina. Pasukan Israel membunuh dua orang Palestina di Tepi Barat.

Militer Israel dan saksi mata mengatakan tentara Israel mengepung rumah komandan kelompok milisi bersenjata  Al-Aqsa Martyrs Brigades Ibrahim al-Nabulsi yang masuk daftar buron. Pasukan Israel memintanya keluar tapi al-Nabulsi bersama anggota milisi lainnya menolak menyerah.

Baca Juga

Terjadi baku tembak dengan pasukan Israel yang membawa rudal panggul. Pejabat kesehatan Palestina mengkonfirmasi kematian al-Nabulsi dan seorang anggota milisi lainnya.

Mereka mengatakan setidaknya 40 orang terluka dalam serangan tersebut. Terjadi banyak bentrokan sepanjang baku tembak. Tidak ada laporan korban jiwa dari pihak Israel.

Pertempuran berdarah di Kota Nablus utara Tepi Barat, Selasa (9/9/2022) itu terjadi dua hari setelah Israel dan milisi Islam Jihad mengakhiri perang tiga hari mereka di Gaza yang merupakan pertempuran terburuk sejak Mei 2021 lalu.

Al-Nabulsi anggota milisi "Nablus Brigade" yang baru-baru ini terbentuk. Aliansi milisi Palestina di Kota Nablus, Islam Jihad salah satu anggota aliansi itu. Militer Israel menuduhnya menggelar sejumlah penembakan ke warga sipil dan tentara Israel.

Beberapa bulan terakhir Israel meningkat serangannya ke Tepi Barat sekelompok orang dari daerah itu menggelar serangan mematikan di jalan-jalan Israel. Otoritas Palestina selalu mengecam serangan tersebut.

Dalam rapat darurat Dewan Keamanan PBB mengenai perang di Jalur Gaza, Senin (8/8/2022). Beberapa anggota menyuarakan keprihatinan rapuhnya gencatan senjata yang menghentikan sementara pertempuran antara Israel dan kelompok Jihad Islam.

 “Gencatan senjata itu rapuh, setiap kali permusuhan kembali pecah hanya akan menimbulkan konsekuensi menghancurkan bagi Palestina dan Israel dan membuat setiap kemajuan politik dalam isu penting sulit dipahami,” kata Utusan PBB untuk Timur Tengah Tor Wennesland lewat tautan video pada awal pertemuan seperti dikutip al Jazirah.

Israel dan Jihad Islam telah menyepakati gencatan senjata pada Ahad (7/8/2022). Duta Besar Rusia menekankan Dewan Keamanan "sangat prihatin dengan peristiwa ini, yang dapat mengarah pada konfrontasi militer penuh dan memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza".

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 44 orang Palestina yang hampir setengahnya warga sipil termasuk 15 anak-anak tewas dalam pengeboman Israel di Gaza pada Jumat lalu. Ratusan orang terluka.

Islam Jihad meresponnya dengan menembakan ribuan roket tapi sebagian besar dihalau atau meledak. Badan kedaruratan Israel mengatakan tiga orang terluka akibat pecahan rudal dan 31 lainnya mengalami luka ringan.  

Kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Mesir menyebutkan kedua belah pihak dapat memberikan respon bila gencatan senjata dilanggar.  

Wennesland memperingatkan, jika pertempuran berlanjut lagi, hal itu akan memiliki konsekuensi yang menghancurkan. Baik Israel maupun Jihad Islam memiliki hak untuk merespons jika gencatan senjata dilanggar.

Wennesland mengatakan saat ini PBB sedang menilai kekerasan dalam perang di Gaza. Menurutnya sekitar 20 persen dari 1.100 roket yang diluncurkan Jihad Islam tidak mencapai Israel, tapi jatuh di Jalur Gaza.

.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement