Selasa 09 Aug 2022 18:35 WIB

Tingkatkan Investasi di Industri Farmasi, Kemenperin Dorong Substitusi Impor

Substitusi impor di industri farmasi akan didorong mencapai 35 persen.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Seorang petugas merapikan obat-obatan di salah satu apotek (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Seorang petugas merapikan obat-obatan di salah satu apotek (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melakukan sejumlah strategi guna meningkatkan investasi di sektor manufaktur, khususnya di industri farmasi. Salah satunya mendorong subtitusi impor sebanyak 35 persen.

"Farmasi dan produk hilirnya kita ketahui bersama di hulunya petrokimia ada 38 miliar dolar AS yang sedang kita kejar untuk mengisi hulu farmasi tersebut," ujar Plt Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil saat ditemui di PT Golden Dacron, Banten, Selasa (9/8/2022). Pemerintah, lanjutnya, juga akan mengakselerasi fasilitas fiskal maupun nonfiskal.

Baca Juga

Kementerian Perindustrian, kata dia, sedang mendorong konsep nonfiskal seperti realisasi harga gas sebesar 6 dolar AS per MMBTU. "Ini kita harapkan bisa mempercepat terlonjaknya investasi tang saat ini sekitar Rp 200 triliun," tutur Ignatius.

Kementerian, sambungnya, optimis dengan berbagai kebijakan yang pemerintah lakukan seperti subtitusi impor maupun pengendalian impor bahan baku. "Ini menyebabkan kita bisa merealisasikan investasi totally, khususnya di farmasi dan korporasi.

Dirinya melanjutkan, kinerja industri kini mulai membaik dan tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi. Kinerja ekspor dari sektor manufaktur terutama industri tekstil pun meningkat.

"Didukung oleh semua stakeholder  dalam negeri. Harapan kami kinerja sektor investasi yang sekarang mencapai Rp 200 triliun lebih bisa membuka lapangan kerja di masa sulit seperti ini," jelas Ignatius.

Hanya saja, lanjut dia, kondisi global tengah menghadapi krisis pangan, energi, dab beberapa intensi terhadap perang di beberapa wilayah. Meski begitu menurutnya, Indonesia harus bersyukur karena bisa melalui pandemi Covid-19 yang telah terjadi selama dua tahun terakhir.

"Harapannya dengan ini kita bisa akselerasi pertumbuhan ekonomi kita. Kita semakin yakin dan optimis dari pemerintah, pelaku industri, dan berbagai komunitas, dapat memberikan sumbangsih tumbuhkan perekonomian dalam negeri," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement