Selasa 09 Aug 2022 19:14 WIB

Siapakah Kelompok Jihad Islam Palestina?

Jihad Islam didirikan pada 1981 oleh tiga mahasiswa Palestina.

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah
Anggota bertopeng Brigade Al-Quds, sayap militer kelompok Jihad Islam, berdiri dengan senjata mereka selama rapat umum merayakan penembakan malam terakhir di Israel di mana seorang penyerang Palestina membunuh dua orang Israel setelah shalat Jumat di luar masjid utama di Khan Kota Younis, Jalur Gaza selatan, Jumat, 8 April 2022. Siapakah Kelompok Jihad Islam Palestina?
Foto: AP/Adel Hana
Anggota bertopeng Brigade Al-Quds, sayap militer kelompok Jihad Islam, berdiri dengan senjata mereka selama rapat umum merayakan penembakan malam terakhir di Israel di mana seorang penyerang Palestina membunuh dua orang Israel setelah shalat Jumat di luar masjid utama di Khan Kota Younis, Jalur Gaza selatan, Jumat, 8 April 2022. Siapakah Kelompok Jihad Islam Palestina?

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Jihad Islam Palestina, kelompok militan yang ditargetkan militer Israel dalam pengeboman terbarunya di Jalur Gaza, adalah organisasi yang didukung Iran dengan sejarah panjang serangan terhadap Israel. Didirikan pada 1981 oleh tiga mahasiswa Palestina yang sedang belajar di Mesir, kelompok tersebut berbagi tujuan Iran untuk menghancurkan Israel.

Para pendiri, Fathi Shaqaqi, Abdul Aziz Odeh dan Bashir Moussa, kembali ke Palestina setelah diusir dari Mesir menyusul pembunuhan Anwar Sadat pada 1981. Shaqaqi telah ditangkap sebelumnya oleh otoritas Mesir setelah menulis sebuah buku yang memuji Revolusi Islam Iran 1979 dan pemimpinnya, Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Baca Juga

Setelah mengorganisir di wilayah yang diduduki Israel dan di tempat lain pada awal 1980-an, kelompok itu diyakini telah melakukan serangan pertama yang berhasil, pembunuhan seorang kapten polisi militer Israel, pada Agustus 1987. Ini beberapa bulan sebelum serangan Palestina pertama, intifada atau pemberontakan.

 

Tahun berikutnya, Israel mengusir Shaqaqi dan Odeh ke Lebanon. Sementara di sana, Shaqaqi mengembangkan hubungan dengan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran dan gerakan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran.

Dilansir The National, Sabtu (6/8/2022) Jihad Islam membentuk sayap bersenjatanya, yang dikenal sebagai Brigade Al Quds pada 1992. Bekerja dalam koordinasi sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine Al Qassam, ia melakukan serangkaian pemboman bunuh diri terhadap sasaran Israel pada 1990-an di sebuah upaya menggagalkan kesepakatan damai Oslo.

Kelompok ini juga mengaku bertanggung jawab atas banyak bom bunuh diri selama intifada Palestina kedua dari 2000 hingga 2005. Di antara serangan paling mematikan yang dilakukan oleh Jihad Islam adalah bom bunuh diri ganda di halte bus militer di Beit Lid dekat Netanya pada 22 Januari 1995, yang menewaskan 19 orang dan melukai 69 orang; pengeboman bunuh diri di pusat perbelanjaan Tel Aviv pada tanggal 4 Maret 1996, yang menewaskan 20 orang dan melukai 75 orang; pengeboman mobil sebuah bus di dekat Afula pada tanggal 5 Juni 2002, yang menewaskan 17 orang dan melukai 38 orang; dan bom bunuh diri pada 19 Agustus 2003 di sebuah bus di Yerusalem yang menewaskan 21 orang dan melukai lebih dari 100 orang.

 

Meskipun berbasis di Gaza, Jihad Islam juga memiliki kehadiran yang kuat di Tepi Barat yang diduduki Israel, khususnya di kota utara Jenin. Banyak pemimpin senior kelompok itu berbasis di Damaskus.

Militer Israel mengklaim Jihad Islam memiliki persenjataan roket yang ukurannya sebanding dengan Hamas, yang mampu menembakkan sekitar 7.000 roket selama perang tahun lalu di Gaza. Analis mengatakan roket kelompok itu memiliki jangkauan yang lebih pendek.

 

Meskipun Jihad Islam secara teratur beroperasi dalam koordinasi dengan Hamas, terutama selama perang 11 hari dengan Israel Mei lalu, konflik yang terus berlanjut semakin menyoroti kemerdekaannya. Pada 2019, Hamas keluar dari pertempuran antara Israel dan Jihad Islam yang dipicu oleh pembunuhan Al Ata. Dan sementara para pemimpin Hamas telah membuat pernyataan yang melunakkan komitmen mereka terhadap penghancuran Israel, organisasi yang lebih kecil tidak membuat langkah seperti itu dan menolak kompromi apa pun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement