Rabu 10 Aug 2022 11:24 WIB

Diplomasi K-pop Menlu Park dalam Kunjungan Pertamanya ke China

China melarang K-pop masuk ke negaranya karena ketegangan atas sistem pertahanan rudal buatan Amerika di Korsel.

Rep: Fergi Nadira Bachruddin/ Red: Partner
.
Foto: network /Fergi Nadira Bachruddin
.

Photo: AP
Photo: AP

안녕하세여, 여러분들 (Annyeonghaseyo, yeorobundeul)...

Menteri Luar Negeri (Menlu) Korea Selatan (Korsel) Park Jin melakukan perjalanan pertamanya ke Beijing dari Senin (8/8/2022) hingga Rabu (10/8/2022). Ia bertemu dengan Menlu China Wang Yi untuk membahas berbagai hal termasuk diplomasi yang sepertinya khas dibawa Korsel, yakni K-pop atau budaya pop Korea.

Seperti kita hayati bersama, hallyu sudah mengakar ke seluruh penjuru Bumi. Namun pemerintah China melarang K-pop masuk ke negaranya oleh karena ketegangan atas sistem pertahanan rudal di Korsel.

China melarang masuknya industri K-pop karena ketegangan atas sistem pertahanan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) buatan Amerika Serikat (AS) yang ditempatkan di Korsel. Park tentu memiliki misi untuk mendiskusikan bagaimana mempromosikan kembali K-pop di Cina.

"Saya ingin mendiskusikan cara untuk mempromosikan dan pertukaran antara generasi muda yang akan membawa masa depan kedua negara. Mempertimbangkan popularitas global dari Korean wave, saya akan membahas cara untuk memperkenalkan K-pop dan konten budaya secara luas termasuk film, drama, dan gim ke Cina," ujar Park.

Selain mengangkat pertukaran budaya, Park dan Wang membahas negosiasi denuklirisasi dengan Korea Utara hingga memperkuat kemitraan strategis serta rantai pasokan global.

Korsel menghormati kebijakan "satu China" dan pemerintahan Yoon mengatakan, menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan sangat penting untuk keamanan dan kemakmuran regional.

Kunjungan Park ke China menjadi taruhan tinggi untuk Korsel yang memiliki kedekatan hubungan dengan AS. Namun di sisi lain, Korsel juga mempunyai kedekatan hubungan dengan Cina sebagai mitra dagang utama.

Park mengatakan perjalanannya ke Beijing menjadi kesempatan untuk mengurangi kesalahpahaman dan meningkatkan kerja sama di berbagai bidang termasuk perdagangan, kesehatan, dan lingkungan.

Sementara Wang mengatakan, perlunya kedua belah pihak untuk mempertahankan kemerdekaan dan kemandirian tanpa terpengaruh oleh hambatan eksternal. Dia menambahkan, baik China dan Korsel harus melindungi rantai pasokan yang stabil dalam pendekatan win-win dan tidak boleh mengganggu urusan dalam negeri masing-masing, sambil menjaga multilateralisme.

Advertisement