Rabu 10 Aug 2022 18:48 WIB

Prof Tjandra: Subvarian BA.4.6 Telah Terdeteksi di 43 Negara

Subvarian BA.4.6 diperkirakan sudah ada sejak beberapa pekan lalu.

Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi Covid-19. Subvarian BA.4.6 dilaporkan telah terdeteksi di 43 negara.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Subvarian BA.4.6 dilaporkan telah terdeteksi di 43 negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama mengemukakan subvarian baru SARS-CoV-2, BA.4.6, saat ini telah terdeteksi di 43 negara. Berdasarkan pemantauannya, subvarian tersebut diperkirakan sudah ada sejak beberapa pekan yang lalu.

Mengutip laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, Prof Tjandra menyebutkan varian tersebut menyumbang 4,1 persen kasus Covid-19 di negara setempat. Itu merupakan hasil penelusuran hingga 30 Juli 2022.

Baca Juga

Prof Tjandra mengatakan negara bagian Amerika, yaitu Iowa, Kansas, Missouri, dan Nebraska, angkanya mencapai 10,7 persen. Di daerah mid-Atlantic dan di Selatan juga angkanya lebih tinggi dari rata-rata nasional.

"Dilaporkan sudah ada setidaknya 5.681 sampel BA.4.6 dalam tiga bulan terakhir, dan juga sudah dimasukkan dalam database Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data (GISAID)," kata Prof Tjandra yang juga direktur Pasca Sarjana Universitas Yarsi melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (10/8/2022).

Prof Tjandra mengatakan The Centre for Medical Genomics Ramathibodi Hospital di Thailand melaporkan BA.4.6 di negara tersebut mencapai 15 persen lebih mudah menular daripada BA.5 di dunia secara umum. BA.4.6 juga tampaknya dapat sampai 28 persen lebih mudah menular daripada BA.5 di Asia.

Prof Tjandra yang juga mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara mengatakan BA.4.6 juga 12 persen lebih mudah menular dibanding BA.2.75 di dunia secara umum. Bahkan, dapat sampai 53 persen lebih mudah menular dari BA.2.75 di Asia.

Subvarian BA.4.6 secara genomik agak mirip dengan BA.4, perbedaannya adalah pada mutasi spike/tonjolan R346T. Namun, secara umum belum ada bukti bahwa BA.4.6 akan menimbulkan penyakit lebih berat, atau apakah dapat menghindar dari imunitas, atau apakah resisten terhadap vaksin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement