Rabu 10 Aug 2022 21:08 WIB

Pakar Ingatkan Pentingnya Vaksinasi Booster

Cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia dinilai belum cukup tinggi.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Vaksinator menyiapkan vaksin COVID-19 penunjang (booster) Sinopharm sebelum disuntikkan kepada penyandang disabilitas di kantor kecamatan Klojen, Malang, Jawa Timur, Kamis (4/8/2022). Vaksinasi dosis ketiga tersebut diadakan sebagai upaya meningkatkan capaian vaksinasi booster di Jawa Timur yang menurut catatan Dinas Kesehatan Jatim masih berjumlah 7,068 juta orang atau sekitar 22 persen dari total penerima berjumlah 31,8 juta jiwa.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Vaksinator menyiapkan vaksin COVID-19 penunjang (booster) Sinopharm sebelum disuntikkan kepada penyandang disabilitas di kantor kecamatan Klojen, Malang, Jawa Timur, Kamis (4/8/2022). Vaksinasi dosis ketiga tersebut diadakan sebagai upaya meningkatkan capaian vaksinasi booster di Jawa Timur yang menurut catatan Dinas Kesehatan Jatim masih berjumlah 7,068 juta orang atau sekitar 22 persen dari total penerima berjumlah 31,8 juta jiwa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Hariadi Wibisono mengingatkan pentingnya suntikan vaksinasi Covid-19 dosis primer dan penguat (booster) untuk menghadapi Covid-19. Saat ini cakupan vaksin Covid-19 dua dosis di Indonesia masih di bawah 70 persen.

Hariadi mengakui, mutasi Covid-19 yang baru lebih menular. Mutasi tersebut tapi bisa dihindarkan dengan vaksinasi Covid-19 dan penerapan protokol kesehatan.

Baca Juga

"Kita perlu menyamakan persepsi vaksinasi primer setidaknya dapat dua kali vaksinasi. Tetapi yang mendapatkan vaksinasi Covid-19 dua dosis itu di bawah 70 persen dari yang seharusnya 80 persen," ujarnya, Rabu (10/8/2022).

Artinya, dia melanjutkan, cakupan vaksinasi Covid-19 belum cukup tinggi dan masih cukup banyak masyarakat yang belum terlindungi dengan vaksin dua dosis. Kendati demikian, ia melihat banyak kelompok mengabaikan atau tak yakin dengan manfaat vaksin Covid-19.

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah harus mengejar vaksinasi Covid-19 dua dosis supaya memenuhi target. Tak hanya itu, ia mengingatkan pemberian vaksin booster juga dibutuhkan.

Vaksin booster diperlukan  karena Covid-19 terus bermutasi. Selain itu, vaksin dosis primer memiliki daya lindung yang terbatas.

"Ada suatu masa kemampuan melindunginya menurun. Untuk itu diperlukan vaksin Covid-19 booster," ujarnya.

Ia meminta semua pihak yang berkepentingan harus meyakinkan masyarakat bahwa vaksinasi Covid-19 dua dosis yang sudah didapatkan lebih dari enam bulan tidak menutup kemungkinan sudah tak melindungi. "Sehingga, perlu diberikan booster untuk meningkatkan antibodi untuk menolak virus (Covid-19)," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement