Kamis 11 Aug 2022 18:39 WIB

1,3 Juta Liter Minyakita Dikirim ke Indonesia Timur, Harga Tetap Rp 14 Ribu

Pasokan Minyakita yang dikirim ke Timur berasal dari DMO Bina Karya Prima

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan bersama Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi melepas pengiriman 1,3 juta liter Minyakita ke sejumpah wilayah Indonesia Timur dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/8/2022).
Foto: Republika/Dedy Darmawan
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan bersama Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi melepas pengiriman 1,3 juta liter Minyakita ke sejumpah wilayah Indonesia Timur dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan melepas pengiriman perdana minyak goreng kemasan sederhana atau Minyakita sebanyak 1,3 juta liter ke wilayah Indonesia Timur. Pengiriman dilakukan menggunakan fasilitas Tol Laut. Harga dipastikan tetap Rp 14 ribu per liter di tangan konsumen.

"Hari ini kita akan kirim menggunakan Tol Laut, kemana-mana ada. Ke Merauke, Timika, Kupang, dan Maluku," kata Zulkifli di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/8/2022).

Minyakita yang dikirim menggunakan kemasan botol. Dengan kemasan tersebut, ia menjamin kualitas minyak goreng curah yang dikirim terjamin. Adapun, seluruh pasokan Minyakita tersebut merupakan hasil Domestic Market Obligation (DMO) dari PT Bina Karya Prima sebagai salah satu produsen minyak goreng sawit.

Zulhas pun mengklaim, saat ini rata-rata nasional harga minyak goreng curah sudah menyentuh Rp 14 ribu per liter. Khusus di Jawa-Bali harga bahkan terus turun hingga Rp 13 ribu per liter.

Sementara, di wilayah Indonesia timur, harga masih berkisar Rp 17 ribu per liter hingga Rp 19 ribu per liter.

"Oleh karena itu, diperlukan intervensi, saya juga terima kasih karena kita bisa memakai jalur Tol Laut, dengan ini (biaya) transportasi jadi ringan karena ke timur itu yang mahalnya biaya transportasinya," ujar Zulkifli.

Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Syailendra, menuturkan, pelaku usaha minyak sawit yang melaksanaan DMO minyak goreng dalam bentuk kemasan Minyakita akan mendapatkan insentif berupa kuota ekspor yang lebih besar.

Saat ini, kuota ekspor diatur sebesar sembilan kali lipat dari volume DMO."Tapi kalau DMO-nya dalam bentuk kemasan botol dapat insentif 1,5 kali lebih besar dari DMO minyak goreng curah biasa jadi 13,5 kali volume DMO," katanya.

Pihaknya optimistis program Minyakita akan terus berjalan. Pemerintah juga belum berencana untuk mencabut kebijakan DMO. "Jangan terlalu banyak pesimis, tapi optimisi," ujar dia.

 Wilayah Timur Indonesia memang menjadi prioritas Kemendag untuk pendistribusian Minyakita. Setelah pengiriman perdana tersebut, Syailendra mengatakan akan ada produsen lain yang turut serta ikut mengirim Minyakita ke wilayah timur sesuai kebutuhan di masing-masing wilayah. 

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengaku gembira lantaran Tol Laut mulai dapat digunakan untuk kebutuhan distribusi minyak goreng ke wilayah Indonesia Timur.

Ia memastikan, pengiriman pasokan bahan pangan lewat Tol Laut relatif lebih murah sehingga target harga minyak goreng pemerintah Rp 14 ribu per liter bisa dicapai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement