Jumat 12 Aug 2022 16:50 WIB

KNRP Dorong Indonesia Aktif Lobi Internasional Hentikan Agresi Israel

KNRP menilai serangan Israel ke Jalur Gaza merupakan pelanggaran internasional

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Ketua Umum Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), Soeripto, menilai serangan Israel ke Jalur Gaza merupakan pelanggaran internasional
Foto: Humas KNRP
Ketua Umum Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), Soeripto, menilai serangan Israel ke Jalur Gaza merupakan pelanggaran internasional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) mendorong pemerintah Indonesia untuk berperan aktif dalam proses pemulihan jalur Gaza pasca-agresi. Menurut Ketua KNRP, Soeripto, PBB harus memperhatikan secara serius konflik ini agar tidak terjadi korban-korban yang lebih banyak lagi. 

“Sepertiga korban adalah anak-anak. Mereka rata-rata berumur mulai dari 4 tahun hingga 17 tahun. Selain itu juga ada wanita dan orang tua. Ini sangat menyedihkan bagi warga Palestina di sana karena banyak anak-anak yang menjadi yatim piatu, dan orang tua kehilangan generasinya. Apalagi PBB seolah membisu terhadap perang ini,” tuturnya dalam siaran pers, Jumat (12/8/2022). 

Baca Juga

KNRP selama ini telah memobilisasi bantuan kemanusiaan untuk meringankan beban ekonomi para pengungsi Palestina di wilayah Jalur Gaza, Tepi Barat, serta kamp pengungsian di Lebanon, Yordania, dan Turki Selatan. 

Dalam semester pertama 2022 ini, total bantuan masyarakat Indonesia yang dititipkan kepada KNRP telah disalurkan kepada lebih dari 30 ribu keluarga di kamp-kamp pengungsian tersebut, termasuk juga di Gaza. 

Dia mengatakan, hampir setiap tahun Gaza selalu diserang secara agresif oleh Israel. Tahun lalu pada Mei pun Israel telah memborbardir Gaza dengan korban lebih dari 287 jiwa yang meninggal, 8.900 mengalami luka-luka di mana 67 di antaranya adalah anak-anak, 40 wanita dan 17 lansia. 

“Lalu sekarang mereka kembali melakukan serangan. Sebagai sebuah negara merdeka, Indonesia tidak bisa pasif melihat kejahatan atas kemanusian ini,” tegasnya. 

Soeripto pun mengapresiasi langkah pemerintah Prancis melalui Menteri Luar Negerinya yang mengatakan perdamaian di Gaza tidak akan terjadi selama masih ada blokade, dan Prancis secara aktif dengan negara-negara Eropa terus berupaya memulihkan konflik tersebut agar tercipta perdamaian yang langgeng. 

“Mesir dan Qatar juga perlu diapresiasi karena dua negara ini menginisiasi mediasi antara Israel dan pejuang Palestina. Terlepas dari masalah dasarnya, kita perlu melindungi warga sipil Gaza dan Palestina secara umum dengan proaktif melakukan lobi-lobi perdamaian,” ungkapnya. 

Saat ini KNRP telah melakukan komunikasi intensif dengan mitra-mitra kerjanya baik di Palestina maupun negara-negara lain yang menjadi tempat penampungan para pengungsi. 

Rumah sakit-rumah sakit di Gaza pun saat ini penuh dengan korban luka-luka dan meninggal, sehingga tenaga medis menjadi kewalahan dalam mengatisipasi lonjakan pasien tersebut. 

“Kami berkordinasi juga dengan jaringan kami di sana dan memetakan apa yang paling mendesak untuk dibantu, seperti bahan makanan, listrik, obat-obatan, air bersih dan lainnya. Sebagai lembaga kemanusiaan yang menjadi perpanjangan tangan para donatur, pergerakan kami memang bergantung pada dukungan masyarakat yang peduli dengan masalah Palestina,” ujarnya.

Aksi militer sepihak Israel di wilayah Gaza, Palestina yang berlangsung selama tiga hari sejak 5 hingga 8 Agustus telah menimbulkan 47 korban jiwa, 16 di antaranya adalah anak-anak, dan lebih dari 300 orang luka-luka. 

Serangan tersebut juga menyebabkan sekolah, gedung perkantoran, pemerintahan, rumah-rumah warga hancur akibat dirudal Israel.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement