Jumat 12 Aug 2022 19:16 WIB

Menkeu Ajak Investor Ritel Berinvestasi di Instrumen Hijau dan Syariah

Menkeu berharap investor ritel tidak hanya melihat profit tapi keberlangsungan bumi

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Investor Indonesia didorong untuk menempatkan dana investasinya pada instrumen berkelanjutan (hijau) dan syariah. Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani mengatakan investor ritel kini semakin menyadari pentingnya investasi berkelanjutan.
Foto: Prayogi/Republika
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Investor Indonesia didorong untuk menempatkan dana investasinya pada instrumen berkelanjutan (hijau) dan syariah. Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani mengatakan investor ritel kini semakin menyadari pentingnya investasi berkelanjutan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investor Indonesia didorong untuk menempatkan dana investasinya pada instrumen berkelanjutan (hijau) dan syariah. Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani mengatakan investor ritel kini semakin menyadari pentingnya investasi berkelanjutan.

"Investor Indonesia, khususnya milenial ini sekarang lebih suka investasi yang hijau, berkelanjutan, syariah," katanya dalam Pembukaan LIKE IT, Jumat (12/8).

Ia menyebut bahwa peran masyarakat sangat krusial dalam membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan. Tidak hanya berorientasi pada profit saja, tapi juga perlu lebih peduli pada keberlangsungan kelestarian Bumi.

Masyarakat Indonesia dapat bersama-sama berperan aktif dengan menjadi investor di pasar keuangan. Mulai dari surat berharga, obligasi, saham, reksa dana, maupun produk-produk pasar keuangan lainnya yang legal.

Ia menyadari bahwa literasi masih menjadi tantangan di masyarakat. Maka dari itu, tambahnya, sangat penting untuk regulator dan para pemangku kepentingan lainnya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat pada lembaga, institusi keuangan nasional.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan perkembangan investor ritel memang terus naik, salah satunya karena pandemi. Desember 2019 jumlahnya tidak lebih dari 2,5 juta, setahun lalu tidak lebih dari lima juta, namun pada Juni 2022 jumlahnya mencapai 9,1 juta investor.

"Kenaikannya luar biasa, meski demikian jumlahnya masih sangat kecil, hanya empat persen, jika dibandingkan negara lain," katanya.

Menurutnya, KSSK mengajak semua pihak terus mengembangkan pasar keuangan nasional. Jumlah dari jumlah investor ritel hingga kapitalisasi pasar untuk pembangunan Indonesia maju yang berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement