Sabtu 13 Aug 2022 08:43 WIB

Salman Rusdhie: Dari Ayat-Setan, Fatwa Khoemeini, Hingga Lagu Hits Legenda Rock Godbless

Ternyata fatwa hukuman mati Imam Khomeni tetap lestari kepada Salman Rusdhie letasri.

Rep: Muhammad Subarkah/ Red: Partner
.
.

Penulis novel Ayat-Ayat Setan Salman Rushdie dirawat setelah dia diserang selama kuliah di Chautauqua Institution di Chautauqua, New York, AS [Joshua Goodman/AP Photo] Diterbitkan Pada 12 Agustus 2022

Salman Rushdie berdarah India, yang tulisannya sempat menyebabkan ancaman pembunuhan dari Iran pada 1980-an, ditikam saat hendak memberikan kuliah di negara bagian New York barat daya. Ini terjadi akibat dia menulis novel 'Ayat-Ayat Setan' yang menghina Nabi Muhammad Saw dengan menyebutnya sebagai sosok Mahound. Kala itu Rusdhie mendapat fatwa hukuman mati dari legenda tokoh ulama pemimpin Revolusi Iran, Ayatollah Sayyid Ruhollah Musavi Khomeini atau Ayatollah Khoemeini.

Semenjak masa itu, yakni sudah berlangsung sekitar 40 tahun lalu, Salman bersembunyai di Inggris. Bahkan dia mendapat pengawalan khusus, Setiap pergi ke manapun dia didampingi penjaga. Apalagi kala itu Iran memberikan hadiah sangat besar bila ada orang yang berhasil membunuh Salman Rusdi.

Pada hari-hari terakhir ini, apa yang ditakutkan oleh Salman Rushdie dan para pelindungnya terjadi. Dalam berita yang dilansir 'Aljazeera.com' Polisi New York menyatakan terjadi aksi kekeran kepadanya. Polisi mengkonfirmasi bahwa Rushdie ditikam "setidaknya sekali di leher, dan setidaknya sekali di perut" pada hari Jumat (waktu Amerika Serikat), setelah seorang penyerang menyerangnya dan seorang pewawancara.

Penegakan hukum mengidentifikasi tersangka pada Jumat malam sebagai Hadi Matar, 24 tahun, dari Fairview, New Jersey.

"Tuan Rushdie diterbangkan ke pusat trauma lokal dan saat ini masih menjalani operasi," kata Mayor Polisi Negara Bagian New York Eugene Staniszewski kepada wartawan Jumat sore. Dia menambahkan bahwa para pejabat tidak memiliki "indikasi motif" pada tahap penyelidikan yang "sangat awal" ini.

Kantor berita Reuters mengutip juru bicara Rushdie beberapa jam sebelumnya yang mengatakan bahwa dia menjalani operasi tanpa memberikan rincian. Gubernur New York Kathy Hochul juga mengatakan Rushdie masih hidup dan "mendapatkan perawatan yang dia butuhkan di rumah sakit setempat".


Seorang reporter kantor berita Associated Press menyaksikan seorang pria menyerbu panggung di Chautauqua Institution dan mulai meninju atau menikam Rushdie saat dia diperkenalkan.

Stacey Schlosser, yang menyaksikan serangan itu, mengatakan kepada AP bahwa Rushdie ditikam enam hingga delapan kali sebelum penyerang ditahan.

“Tidak ada yang tahu apa yang harus dilakukan. Tidak ada yang tahu bagaimana harus bereaksi. Maksud saya, ada banyak orang yang bergegas ke panggung, ”kata Schlosser.

Salman Rushide dengan novelnya 'Satanic Verses' pada tahun 1980-an.
Salman Rushide dengan novelnya 'Satanic Verses' pada tahun 1980-an.

Buku Rushdie, The Satanic Verses, telah dilarang di Iran sejak 1988, karena banyak Muslim menganggapnya sebagai penghujatan. Setahun kemudian, mendiang pemimpin Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan dekrit yang menyerukan kematian Rushdie.

Iran juga menawarkan hadiah lebih dari $3 juta bagi siapa saja yang membunuh Rushdie. Pemerintah Iran telah lama menjauhkan diri dari keputusan Khomeini, tetapi sentimen anti-Rushdie tetap ada. Pada 2012, sebuah yayasan keagamaan semi-resmi Iran menaikkan hadiah untuk Rushdie dari 2,8 juta dolar AS menjadi 3,3 juta dolar AS.

Adanya hadiah dan fatwa dari Khoemeni tersebut, bagi Rushdie sempat menganggapnya sebagai angin lalu yang sepoi-sepoi. Rushdie menepis ancaman itu dengan mengatakan "tidak ada bukti" orang-orang tertarik dengan hadiah itu. Bahkan pada saat itu, ia menerbitkan sebuah memoar, Joseph Anton, tentang cobaan itu. Judul itu berasal dari nama samaran yang digunakan Rushdie saat bersembunyi.

Rushdie menjadi terkenal dengan novelnya yang memenangkan Booker Prize 1981, Midnight's Children, tetapi namanya dikenal di seluruh dunia setelah, The Satanic Verses.

Penulis Salman Rushdie diangkut ke helikopter setelah dia ditikam di atas panggung di Chautauqua Institution, Chautauqua, New York, AS [Twitter@HoratioGates3 /via Reuters]
Penulis Salman Rushdie diangkut ke helikopter setelah dia ditikam di atas panggung di Chautauqua Institution, Chautauqua, New York, AS [Twitter@HoratioGates3 /via Reuters]

Institusi Chautauqua yang berada di sekitar 90km (55 mil) barat daya Buffalo di sudut pedesaan New York, dikenal dengan seri kuliah musim panasnya. Rushdie telah berbicara di sana sebelumnya.

Rusdhie dengan Novel Ayat-Ayat Setan diberi gelar Kabengsaan oleh Kerajaan Inggris

Penulis berkebangsaan Inggris-India, Salman Rusdhie yang saat ini tinggal di Amerika Serikat, sebelumnya telah ditempatkan di bawah perlindungan polisi karena ancaman terhadap hidupnya. Puluhan buku telah ia terbitkan. Bahkan Inggris memberinya gelar bangsawan pada 2007, yang memicu protes di beberapa negara di dunia Muslim.

Bila saat ini terjadi usaha pembunuhan kepada Salman Rusdhie tentu saja membuat marah pemerintah Inggris, dan tentu saja Ameirka. Kelompok advokasi dan politisi di AS dan Inggris mengecam insiden itu pada hari Jumat. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan Rushdie ditikam "saat menjalankan hak yang tidak boleh berhenti kita pertahankan".

Perdana Menteri Inggris Boris Jhonson mengeluarkan sikap resmi dalam laman twitter miliknya. Rushdie dia panggil dengan sebutan kepada gelar bangsawan yang dianugerahkan ole Ratu Inggris: 'Sir'. Gelar bangsawan ini menandankan Ratu Inggris memberi penghargaan kepada layaknya kepada para pahlawan. Berbagai orang telah mendapat gelar ini, misalnya para anggota grup musik legendaris. The Beatles. Namun kgusus untuk penghargaan ini, dedengkot The Beatles John Lennon kemudian membuangnya. Lenon tak sudi menerima gelar 'Sir' dari Ratu Inggris.

Fakta adanya panggilan 'Sir' kepada Rushdie terlihat pada tweet Boris Jhonson itu. Dia mencuit begini:

"Appalled that Sir Salman Rushdie has been stabbed while exercising a right we should never cease to defend. Right now my thoughts are with his loved ones. We are all hoping he is okay."

( Terkejut bahwa Sir Salman Rushdie telah ditikam saat menjalankan hak yang tidak boleh berhenti kita pertahankan. Saat ini pikiranku sedang bersama orang-orang tersayangnya. Kami semua berharap dia baik-baik saja.''


Pen America, asosiasi penulis yang mempromosikan kebebasan berekspresi, yang sebelumnya dipimpin oleh Rushdie, menggambarkan serangan itu sebagai "serangan terencana".

“PEN America terguncang dari keterkejutan dan kengerian saat mendengar berita tentang serangan brutal dan terencana terhadap mantan Presiden kami dan sekutu setia kami, Salman Rushdie, yang dilaporkan ditikam beberapa kali saat di atas panggung berbicara di Institut Chautauqua di bagian utara New York,” kelompok itu CEO Suzanne Nossel mengatakan dalam sebuah pernyataan.

“Kita tidak dapat memikirkan insiden yang sebanding dari serangan kekerasan publik terhadap seorang penulis sastra di tanah Amerika.”

Polisi menangkap pelaku penusukan Salam Rushdie
Polisi menangkap pelaku penusukan Salam Rushdie

Tentang pembahasan novel 'Ayat-ayat Setan' karya Salman Rusdhie yang membuat dia jatuhi hukuman mati oleh Khoemeni ada tulisan yang menarik dengan mengutip laman Wikipedia. Tulisan itu selengkapnya begini:

The Satanic Verses adalah novel ke-4 karya Salman Rushdie, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1988, dan sebagian terinspirasikan dari kisah hidup Muhammad. Judulnya merujuk pada apa yang diketahui sebagai ayat-ayat setan. Dalam novel ini, sang tokoh utama yang bernama Mahound (yang kemungkinan besar merujuk pada Muhammad) diceritakan secara kilas balik paralel dengan dua tokoh utama lainnya Gibreel Farishta dan Saladin Chamcha.

Di Britania Raya, novel ini diterima dengan baik oleh para kritikus, dan menjadi finalis Booker Prize tahun 1988, walaupun dikalahkan oleh Oscar and Lucinda karya Peter Carey yang memenangkan Whitbread Award 1988 untuk novel terbaik tahun itu.[1] Namun, di komunitas Muslim, novel ini menghasilkan kontroversi yang luar biasa. Buku ini tidak boleh beredar di India, dan banyak dibakar pada demonstrasi di Britania Raya. Novel ini juga menyulutkan kerusuhan di Pakistan pada tahun 1989.


Sinopis Ayat-ayat Setan

Dalam kilas balik kehidupan Mahound yang berseting di Jahiliyah yang berupa mimpi atau penglihatan dari Gibreel, dikisahkan bahwa sang "Messenger" (perantara) dihadapkan pada pilihan sulit untuk berkompromi dengan adat politeisme.

Pada saat ia ingin memperkenalkan sistem monoteisme yang diwahyukan kepadanya, hal tersebut ditentang oleh masyarakat setempat. Pada puncaknya ia harus memilih antara mengakui ketiga dewi utama Jahiliyah (Allat - bentuk wanita dari Allah, Uzza, dan Manah) sebagai setara dengan Allah dan seluruh penduduk Jahiliyah akan menyembah Allahnya Mahound, atau ia dapat bersikeras untuk menolak dewi-dewi tersebut dan akan dimusuhi/diasingkan.

Setelah ia mengundurkan diri untuk mencari wahyu, pertama-tama ia kembali dengan menyatakan bahwa ia mendapatkan wahyu dari Gabriel bahwa ketiga dewi tersebut akan diakui setara dengan Allah; namun kemudian setelah ia naik gunung lagi, ia kembali dengan menyatakan bahwa wahyu sebelumnya adalah dari setan dan harus dimusnahkan dari semua catatan tertulis yang telah dibuat, sebagai akibatnya ia dan pengikutnya melarikan diri dari Jahiliyah.

Dua sequencependek lainnya yang menceritakan tentang Mahound mengisahkan tentang tokoh bernama Ayesha, yang diceritakan merupakan anak perempuan muda yang menjadi istri Mahound, dan awal mula sistem poligami dalam kepercayaan yang disebarkan oleh Mahound. Sequence ketiga mengisahkan tentang seorang pengikut Mahound, yaitu juru tulisnya dari Turki, yang mencatat semua syair (karena wahyu yang disampaikan kepada Mahound dibacakan seperti puisi sesuai dengan tradisi oral masyarakat saat itu) yang diutarakan oleh Mahound; juru tulis tersebut menjadi benci dengan Mahound karena ia beberapa kali menyelamatkan Mahound dan pengikutnya namun tidak pernah diakui jasanya.

Maka kemudian bibit ketidakpercayaannya membuatnya menguji apakah benar wahyu Mahound berasal dari malaikat. Diceritakan ia mengubah beberapa kata-kata kecil pada saat ia mencatat apa yang dikatakan Mahound tanpa sepengetahuan Mahound. Hasilnya ternyata Mahound yang mendengar ulang apa yang dituliskan tidak menyadari perubahan yang terjadi. Sang juru tulis akhirnya berkesimpulan bahwa wahyu tersebut tidak lain adalah hasil rekaan Mahound sendiri.

Adanya novel ini kala itu juga memicu reaksi besar di Indonesia. Demonstrasi meruyak. Bahkan legenda grup Godbles yang dikomandoo Ahmad Albar membuat lagu hits yang berjudul 'Ayat-Ayat Setan'. Lagu ini dipanggungkan dalam setiap konsernya sampai sekaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement