Senin 15 Aug 2022 21:35 WIB

Iran Bantah Terlibat dalam Penikaman Salman Rushdie

Pemerintah Iran membantah terlibat dalam aksi penusukan penulis Salman Rushdie

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Salman Rushdie
Foto: Grant Pollard/Invision/AP
Salman Rushdie

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran membantah terlibat dalam aksi penusukan penulis Salman Rushdie (75 tahun) yang terjadi di New York, Amerika Serikat (AS), pekan lalu. Teheran menilai, penyerangan itu terjadi akibat perbuatan Rushdie sendiri.

“Mengenai serangan terhadap Salman Rushdie di Amerika, kami tidak menganggap siapa pun yang pantas dicela, disalahkan, atau bahkan dikutuk, kecuali (Rushdie) sendiri dan para pendukungnya,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani, Senin (15/8/2022), dikutip laman Euronews.

Baca Juga

Dia pun menolak jika Iran dikaitkan atau disalahkan atas serangan terhadap Rushdie. "Dalam hal ini, tidak ada yang bisa menyalahkan Republik Islam Iran. Kami percaya bahwa penghinaan yang dibuat dan dukungan yang dia terima adalah penghinaan terhadap penganut semua agama," ucapnya.

Salman Rushdie ditikam pada Jumat (12/8/2022) pekan lalu saat dia menghadiri sebuah acara di New York. Menurut agennya, Andrew Wylie, serangan tersebut menyebabkan Rushdie menderita kerusakan hati dan saraf putus di lengan serta mata. Rushdie kemungkinan besar akan kehilangan penglihatan pada matanya yang terluka.

Pelaku penikaman diidentifikasi bernama Hadi Matar (24 tahun). Lewat pengacaranya, Matar telah mengaku tak bersalah atas tuduhan yang berasal dari serangan tersebut.

Selama lebih dari 30 tahun, Rushdie kerap menerima ancaman pembunuhan. Hal itu karena bukunya kontroversialnya yang berjudul "The Satanic Verses". Buku yang diterbitkan pada 1988 itu dianggap menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement