Selasa 16 Aug 2022 15:16 WIB

Pemerintah Sediakan 1.000 Start-up Digital Bagi Pelaku UMKM Difabel

Hal ini bertujuan agar mereka dapat menguasai ekonomi digital di Indonesia. 

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Ilustrasi Bisnis Rintisan atau Startup. Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong para penyandang disabilitas khusus pelaku UMKM, agar berperan dan terlibat secara aktif dalam mendukung ekonomi digital di Tanah Air.
Foto: pixabay
Ilustrasi Bisnis Rintisan atau Startup. Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong para penyandang disabilitas khusus pelaku UMKM, agar berperan dan terlibat secara aktif dalam mendukung ekonomi digital di Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong para penyandang disabilitas khusus pelaku UMKM, agar berperan dan terlibat secara aktif dalam mendukung ekonomi digital di Tanah Air.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong mengatakan, Kemenkominfo telah menyediakan sejumlah pelatihan bagi para pebisnis UMKM penyandang disabilitas. Hal ini bertujuan agar mereka dapat menguasai ekonomi digital di Indonesia. 

Baca Juga

"Konsep besar Kominfo dalam transformasi digital adalah nobody left behind. Artinya, semua masyarakat Indonesia diajak bertransformasi digital. Pilar transformasi digital adalah pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat umum, termasuk di dalamnya penyandang disabilitas," ujar Usman dalam keterangan tulis, Selasa (16/8/2022).

Usman mengemukakan, Kemenkominfo telah menyediakan program seribu startup digital dan literasi digital. Dalam program ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika akan menjadi fasilitator, menyiapkan sistem, tools dan mekanisme yang dapat membantu pengembangan bisnis startup. Ada juga program khusus, seperti coaching untuk menyesuaikan bisnis dengan pasar.

Untuk mensukseskan program seribu startup digital bagi kalangan difabel ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika akan melibatkan sejumlah pihak yang menaruh perhatian besar terhadap para penyandang disabilitas. Lewat kerja sama ini, Ditjen Aptika memberikan pengetahuan baru tentang dunia digital dan menyediakan sejumlah posisi bagi para penyandang disabilitas untuk dapat ikut serta berpartisipasi dan berkolaborasi.

"Contohnya, ada seorang tokoh disabilitas bernama Anjas Pramono dari Universitas Brawijaya yang telah meraih penghargaan taraf internasional atas prestasinya menciptakan lima aplikasi berbasis Android, yang sebagian besar berkaitan dengan isu disabilitas," ungkap Usman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement