Selasa 16 Aug 2022 23:47 WIB

Perpadi: Keterlibatan BUMN dan Swasta Perkuat Ketahanan Pangan

Keterlibatan BUMN pangan bersama dengan pihak swasta bisa menguatkan ketahanan pangan

Red: Bayu Hermawan
Pekerja menjemur gabah (ilustrasi)
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Pekerja menjemur gabah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso, mengatakan bahwa keterlibatan BUMN pangan bersama dengan pihak swasta bisa menguatkan ketahanan pangan nasional yang sekarang sedang diupayakan pemerintah melalui peningkatan kapasitas produksi pertanian.

"Dalam jangka pendek, saya lebih mendorong peran BUMN dan swasta yang punya HGU (Hak Guna Usaha) ditugasi memproduksi pangan," kata Sutarto dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa (16/8/2022).

Baca Juga

Sutarto menilai positif peningkatan produksi pangan lokal dan substitusi komoditi pangan impor yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Pertanian untuk memperkuat ketahanan pangan lokal.

Sutarto mengatakan bahwa BUMN dan swasta yang memiliki HGU juga terdapat program replanting atau penanaman kembali yang bisa diselingi dengan tanaman pangan, seperti jagung, kedelai dan sorgum.

Sutarto yang merupakan mantan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian menekankan bahwa dengan menggandeng pihak swasta dan BUMN, pemerintah tidak lagi hanya mengandalkan petani dalam ketersediaan pangan.

"Beri tugas BUMN dan swasta yang memiliki HGU lahan ratusan ribu, bahkan jutaan hektare untuk memproduksi pangan," ujar Sutarto.

Sebelumnya, International Rice Research Institute (IRRI) menyerahkan penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi kepada Pemerintah Indonesia. Penghargaan diserahkan oleh Direktur Jenderal IRRI Jean Balie kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Minggu (14/8).

Rektor IPB University Arif Satria yang hadir dalam penyerahan penghargaan itu mengatakan, keberhasilan Indonesia ini dapat dicapai karena tiga hal. Yaitu intensifikasi, ekstensifikasi, dan program diversifikasi serta pengembangan varietas unggulan.

Sutarto menilai upaya yang dilakukan Kementan dengan meningkatkan produksi pangan lokal untuk mensubstitusi komoditi pangan impor dan melakukan ekstensifikasi lahan melalui program food estate atau lumbung pangan adalah adalah hal positif.

"Menurut saya kedua program tersebut bagus, dengan catatan tepat tempat dan tepat teknologi, serta tepat pasar. Dampaknya atau hasilnya relatif terasa dalam jangka menengah-panjang,? kata dia.

Food Estate merupakan program pemerintah melalui Kementan, untuk memperluas lahan pertanian agar ketahanan pangan Indonesia semakin kuat. Food estate mengambil lokasi di dua provinsi Indonesia, yakni Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah.

Sementara untuk mengurangi ketergantungan pada beberapa komoditi pangan impor, seperti kedelai dan gandum, Kementan tengah menggalakkan peningkatan produksi pangan lokal agar dapat mensubstitusi komoditi tersebut.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِۗ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌ ۗ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَكُفْرٌۢ بِهٖ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَاِخْرَاجُ اَهْلِهٖ مِنْهُ اَكْبَرُ عِنْدَ اللّٰهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ اَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتّٰى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ اِنِ اسْتَطَاعُوْا ۗ وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang berperang pada bulan haram. Katakanlah, “Berperang dalam bulan itu adalah (dosa) besar. Tetapi menghalangi (orang) dari jalan Allah, ingkar kepada-Nya, (menghalangi orang masuk) Masjidilharam, dan mengusir penduduk dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) dalam pandangan Allah. Sedangkan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”

(QS. Al-Baqarah ayat 217)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement