Rabu 17 Aug 2022 09:40 WIB

Megawati Sebut Keikutsertaan Rakyat Berperan Saat RI Tangani Krisis

Megawati menjelaskan, masyarakat tak dapat dilepaskan dalam krisis moneter pada 1998.

Red: Ratna Puspita
Megawati saat berbicara Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara yang digelar TNI Angkatan Laut di geladak KRI Dewaruci, Jakarta, Kamis (11/8/2022).
Foto: istimewa
Megawati saat berbicara Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara yang digelar TNI Angkatan Laut di geladak KRI Dewaruci, Jakarta, Kamis (11/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri menyampaikan, keikutsertaan rakyat sangat penting bagi negara dalam menangani krisis ekonomi dunia. Salah satu krisis ekonomi yang berhasil dilewati Indonesia yakni krisis moneter pada 1998.

"Rakyat Indonesia, bangsa Indonesia itu mempunyai sebuah kekuatan luar biasa, karena harus kita ingat, Indonesia ikut terdampak dengan krisis global, masalah ekonomi, keuangan, kita juga mengalami suatu dampaknya yang cukup berat," kata Megawati saat memberikan testimoni dari Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia terkait Peringatan HUT ke-77 RI sebagai rangkaian Upacara Detik-Detik Proklamasi di Istana Merdeka, Jakarta, dalam tayangan video yang disaksikan melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (17/8/2022).

Baca Juga

Megawati menjelaskan, pada masa kepemimpinannya tahun 2001-2004, mencuat kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) sebagai dampak dari krisis moneter pada 1998. Menurut Presiden perempuan pertama Indonesia itu, peran serta masyarakat tidak dapat dilepaskan dalam menangani krisis tersebut.

"Kalau bukan karena ikut sertanya rakyat di dalam ketahanannya ikut berproses menangani krisis tersebut, tidak bisa saya kira pemerintah akan secepat itu menanganinya," kata Megawati.

Mega menilai, sejarah bangsa menjadi semangat untuk rakyat yang mau terus berjuang. Karenanya, ia berpesan agar rakyat selalu menghargai kemerdekaan yang telah diraih dan dapat mewariskannya kepada generasi mendatang lewat cerita dari satu generasi ke generasi lain.

"Yang sekarang karena sudah merdeka jangan dianggap sebagai sebuah 'take it for granted' artinya ya sudah merdeka ya sudah merdeka, tetapi seharusnya itu terus dipelihara," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement