Jumat 19 Aug 2022 08:07 WIB

BMKG: Waspadai Seluruh Wilayah NTT Berstatus Sangat Mudah Terbakar

Peringatan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di NTT berlaku pada 19 Agustus 2022.

Red: Ratna Puspita
Ilustrasi Kebakaran Hutan. Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG mengimbau masyarakat agar mewaspadai kondisi seluruh wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang saat ini berstatus sangat mudah terbakar.
Foto: Antara
Ilustrasi Kebakaran Hutan. Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG mengimbau masyarakat agar mewaspadai kondisi seluruh wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang saat ini berstatus sangat mudah terbakar.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG – Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar mewaspadai kondisi seluruh wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang saat ini berstatus sangat mudah terbakar. Hal itu berkaitan dengan peringatan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah NTT yang berlaku pada 19 Agustus 2022.

"Kondisi 22 kabupaten/kota se-NTT berada di tingkat merah atau sangat mudah terbakar sehingga masyarakat perlu mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi ketika dikonfirmasi di Kupang, Jumat (19/8/2022).

Baca Juga

Agung menjelaskan tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah di seluruh wilayah NTT saat ini dalam keadaan sangat mudah terbakar. "Kondisi alang-alang dan dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan saat ini dalam kondisi sangat kering dan sangat mudah terbakar," katanya.

Agung mengimbau masyarakat di NTT agar mewaspadai kondisi tersebut dengan melakukan langkah antisipasi kebakaran hutan dan lahan dengan menghindari aktivitas yang memicu titik api. Ia mengatakan, umumnya peristiwa kebakaran hutan dan lahan terjadi akibat perbuatan manusia baik disengaja maupun tidak seperti membuka lahan pertanian dengan cara membakar.

Selain itu, membuang puntung rokok di area terbuka yang terdapat tumpukan rumput atau daun kering yang mudah tersambar api. "Aktivitas seperti ini yang perlu dihindari karena berpotensi memicu kebakaran yang bisa meluas dengan cepat pada musim kemarau ini," katanya.

Ia menambahkan, dengan adanya kondisi angin kencang yang bersifat kering membuat potensi meluasnya kebakaran hutan dan lahan juga lebih cepat dan lebih sulit dikendalikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement