Jumat 19 Aug 2022 14:32 WIB

Presiden Taiwan: Tekanan China Besar dan tak Tergambarkan

AS telah memprediksi, tekanan China terhadap Taiwan terus berlanjut.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
 FILE - Dalam foto yang dirilis oleh Xinhua News Agency, seorang pembom H-6K militer China terlihat melakukan latihan, saat angkatan udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melakukan patroli udara tempur di Laut China Selatan pada 23 November 2017 China menggelar latihan militer tembakan langsung di enam zona yang diumumkan sendiri di sekitar Taiwan sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya sendiri.
Foto: AP/Wang Guosong/Xinhua
FILE - Dalam foto yang dirilis oleh Xinhua News Agency, seorang pembom H-6K militer China terlihat melakukan latihan, saat angkatan udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melakukan patroli udara tempur di Laut China Selatan pada 23 November 2017 China menggelar latihan militer tembakan langsung di enam zona yang diumumkan sendiri di sekitar Taiwan sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya sendiri.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyampaikan pujian dan apresiasi terhadap para personel angkatan laut Taiwan. Menurut dia, tekanan dan provokasi China yang mereka hadapi tak bisa digambarkan.

“Dalam menghadapi pelecehan dan provokasi China di luar perairan teritorial Taiwan, bahkan lebih penting untuk mengawasi dinamika kapal musuh setiap saat. Tekanannya sangat besar sehingga tak tergambarkan,” kata Tsai saat mengunjungi pangkalan angkatan laut Suao di pantai timur laut Taiwan pada Kamis (18/8/2022) malam.

Baca Juga

Tsai menilai, militer Taiwan, khususnya angkatan laut, telah menunjukkan keberanian yang tergoyahkan dalam menghadapi tekanan China dan tetap merespons dengan tenang. “Walaupun terkadang menghadapi angin dan ombak yang tidak terduga, selama kawan-kawan di kapal bersatu, mereka dapat mengatasi semua tantangan di depan mereka. Ini adalah semangat rakyat Taiwan, tetapi juga semangat perwira angkatan laut dan pelaut,” ucapnya.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) memprediksi, tekanan China terhadap Taiwan akan terus berlanjut. Washington menilai, tindakan Beijing di sekitar Selat Taiwan sangat tidak stabil.

Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Asia Timur dan Pasifik, Daniel Kritenbrink, mengatakan, China telah memanfaatkan kunjungan Ketua House of Representatives AS Nancy Pelosi ke Taiwan untuk mengubah status quo di kawasan tersebut. Terkait hal ini, dia menyinggung latihan militer besar-besaran yang digelar China di sekitar Selat Taiwan setelah lawatan Pelosi.

“China telah menggunakan kunjungan Ketua House of Representatives AS, kunjungan yang konsisten dengan kebijakan satu China kami dan belum pernah terjadi sebelumnya, sebagai dalih untuk meluncurkan kampanye tekanan intensif terhadap Taiwan dan mencoba mengubah status quo, membahayakan perdamaian dan stabilitas di selat serta di kawasan yang lebih luas,” kata Kritenbrink, Rabu (17/8/2022).

Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan pada 2-3 Agustus lalu telah memicu kemarahan China. Beijing diketahui mengklaim Taipei sebagai bagian dari wilayahnya. Dalam kunjungannya, Pelosi menegaskan dukungan AS untuk Taiwan.

Menanggapi kunjungan Pelosi, China menggelar latihan militer besar-besaran di Selat Taiwan pada 4-7 Agustus lalu. Dalam latihan itu, China mengerahkan seluruh armadanya, yakni udara, darat, dan laut.  Beijing bahkan menguji peluncuran rudal balistik. Latihan tersebut tak pelak memanaskan tensi di Selat Taiwan.

Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang mengatakan, China telah secara brutal menggunakan tindakan militer untuk mengganggu perdamaian dan stabilitas regional. “Kami tidak akan pernah tunduk pada tekanan. Kami menjunjung tinggi kebebasan dan demokrasi, serta percaya bahwa warga Taiwan tidak menyetujui tindakan intimidasi China dengan kekerasan dan gemerincing pedang di depan pintu kami,” ucapnya kepada awak media pada 7 Agustus lalu, dilaporkan Bloomberg.

AS tak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Namun ia mendukung Taipei dalam menghadapi ancaman China. Presiden AS Joe Biden bahkan sempat menyatakan bahwa negaranya siap mengerahkan kekuatan jika China menyerang Taiwan. Isu Taiwan menjadi salah satu faktor yang meruncingkan hubungan Beijing dengan Washington. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement