Sabtu 20 Aug 2022 05:20 WIB

Jalan Cikarang-Cibarusah Diusulkan Jadi Jalan KH Ma'mun Nawawi

Kewenangan pergantian nama Jalan Cikarang-Cibarusah ada di provinsi.

Red: Agung Sasongko
Sejumlah pengendara melintas di depan Mushollah Baitul Hamdi, Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/4/2022). Mushollah berarsitektur perahu dibagian depan bangunan tersebut dibangun pada 1996 dibangun sebagai simbol perjalanan Pangeran Senapati dalam menyebarkan ajaran Islam di wilayah tersebut.
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Sejumlah pengendara melintas di depan Mushollah Baitul Hamdi, Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/4/2022). Mushollah berarsitektur perahu dibagian depan bangunan tersebut dibangun pada 1996 dibangun sebagai simbol perjalanan Pangeran Senapati dalam menyebarkan ajaran Islam di wilayah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ruas Jalan Cikarang-Cibarusah sepanjang 21 kilometer di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, diusulkan berganti nama menjadi Jalan KH Ma'mun Nawawi, seorang ulama pejuang yang juga pencetus Laskar Hizbullah.

Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi Dedy Supriyadi mengatakan pemerintah daerah tengah menanti proses penggantian nama jalan untuk mengenang sekaligus mengabadikan tokoh ulama kharismatik yang juga murid kesayangan KH Hasyim As'yari itu.

Sebagai tahap awal, pihaknya dalam waktu dekat membuat surat secara resmi melalui Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi Kabupaten Bekasi kepada Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat.

"Kewenangan pergantian nama Jalan Cikarang-Cibarusah ada di provinsi, jadi harus minta izin Pak Gubernur melalui dinas terkait untuk penamaan dan lainnya," katanya.

Dia mengaku penggantian nama itu telah direstui secara langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat menghadiri rapat paripurna istimewa dalam rangka Hari Jadi ke-72 Kabupaten Bekasi di Gedung DPRD setempat pada Senin (15/8/2022) lalu.

 

Pihaknya bersyukur rencana pergantian nama jalan yang telah diwacanakan sejak tahun 2018 lalu mendapat dukungan Gubernur Ridwan Kamil sekaligus sebagai tahap awal pengajuan mengabadikan nama KH Ma'mun Nawawi sebagai pahlawan Nasional.

 

"Memang sudah kami rencanakan sejak 2018 ketika Almarhum Pak Eka masih menjabat. Prosesnya memang tidak mudah dan panjang karena memerlukan kajian yang dilakukan oleh tim gabungan," ucapnya.

 

Dedy optimistis KH Ma'mun Nawawi bisa meraih gelar pahlawan nasional yang diakui oleh pemerintah pusat mengingat nama sejawatnya yakni KH Noer Ali sudah lebih dahulu dianugerahi gelar pahlawan nasional pada tahun 2006.

 

"Dulu kami juga bekerja sama dengan beberapa ahli untuk melakukan kajian ketika KH Noer Ali. Mudah-mudahan bisa terwujud kembali sehingga KH Ma'mun Nawawi juga diakui jadi sosok pahlawan nasional berkat jasa-jasa besarnya," kata dia.

 

KH Raden Ma'mun Nawawi adalah sosok pejuang pendiri Pesantren Al-Baqiyatus Sholihat pada tahun 1938 yang menjadi saksi sejarah tempat lahirnya para Laskar Hizbullah melalui latihan fisik semi militer, pelatihan mental, hingga agama sebelum bertempur melawan penjajah.

 

Setelah ditempa KH Ma'mun Nawawi, Laskar Hizbullah diterjunkan ke sejumlag medan pertempuran seperti di Surabaya saat peristiwa perang 10 November 1945 di bawah komando Bung Tomo. Surabaya menjadi wilayah tujuan mayoritas alumni pelatihan Laskar Hizbullah.

 

Begitu pula di daerah lain seperti Jombang di bawah pimpinan KH Wahid Hasyim dan di Bekasi sendiri di bawah komando KH Noer Alie. Dari situ terlihat nyata peran Laskar Hizbullah dalam mengusir penjajah dari Indonesia.

 

Ma'mun Nawawi lahir pada Kamis Jumadil Akhir 1330 Hijriah atau 1912 Masehi dari pasangan Raden Haji Anwar dan Hajah Romlah. Ia adalah keturunan ke-12 Sunan Gunung Jati atau ke-11 Raja Pertama Kesultanan Banten Maulana Hasanudin, dan keturunan ke-36 Rasulullah SAW.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement