Sabtu 20 Aug 2022 12:25 WIB

Ketua PP Muhammadiyah: Tidak Semua yang tak Sama dengan Rasulullah Itu Bidah

Warga Muhammadiyah Samina Wa Athona dengan Rasulullah.

Rep: Kurusetra/ Red: Partner
.
Foto: network /Kurusetra
.

Nabi Muhammad. Subtansi cara berbusana Rasulullah menutup aurat harus diikuti. Foto: IST.
Nabi Muhammad. Subtansi cara berbusana Rasulullah menutup aurat harus diikuti. Foto: IST.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Dalam urusan model busana yang dikenakan Nabi Muhammad SAW bukan suatu yang harus diikuti, karena bukan dalam bagian ibadah khusus. Namun menurut Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman, substansi dari cara berbusana Nabi Muhammad, yaitu menutup aurat harus diikuti.

Dokter Agus seperti dinukil dari web Muhammadiyah.or.id, menjelaskan, warga Muhammadiyah sami’na wa atho’na dengan ibadah-ibadah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, tidak menambahkan dan mengurangi ajaran Nabi. “Orang Muhammadiyah itu juga mengaji, mana yang mahdhah dan ghairu mahdhah. Yang mahdhah itu mutlak harus seperti Kanjeng Nabi, contohnya sholat karena sholat harus seperti yang dilakukan oleh Kanjeng Nabi Muhammad,” kata dr Agus di acara Bakti Sosial di Karimunjawa, Jepara yang diadakan oleh Karyawan Kantor PP Muhammadiyah di Yogyakarta.

BACA JUGA: Lima Granat Meledak di Cikini Bikin Soekarno Nyaris Mati

Namun, kata dr Agus, model busana yang dikenakan Rasulullah bukan bagian dari ibadah khusus. "Prinsipnya adalah menutup aurat," kata dia.

"Karena itu, orang Islam bisa memakai batik, lurik, maupun baju koko yang penting adalah menutup aurat bukan modelnya."

BACA JUGA: Gara-Gara Percaya Mistik, Soekarno Ngotot Bacakan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus

Akan tetapi di sisi lain yang dilarang adalah pakaian ketat atau berpakaian namun tetap memperlihatkan lekuk tubuhnya. Selain dalam urusan cara berpakaian, dalam Islam yang sifatnya dinamis yaitu makanan. Sebab akan berbeda makanan pokok antara bangsa dari Jazirah Arab dengan bangsa yang berasal dari sekitar garis khatulistiwa.


Nabi Muhammad. Subtansi cara berbusana Rasulullah menutup aurat harus diikuti. Foto: IST.
Nabi Muhammad. Subtansi cara berbusana Rasulullah menutup aurat harus diikuti. Foto: IST.

Dokter spesialis saraf RS PKU Muhammadiyah Kota Jogja ini menjelaskan yang substansi dari makanan adalah halalan toyyiban atau makanan yang halal dan baik. Konsep thayyib dalam konteks makanan adalah yang juga menyehatkan dan dapat diterima dengan baik oleh tubuh.

Dokter Agus juga mengingatkan warga Muhammadiyah dalam menempatkan sunnah. Sebab tidak semua yang tidak sama dengan Nabi Muhammad itu dianggap tidak sunnah atau bid’ah. Dia menekankan supaya Warga Muhammadiyah bisa membedakan mana yang budaya Arab dan syariat.

BACA JUGA: Muhammadiyah: LGBT Menyimpang dan Melawan Kodrat!

“Kalau dalam Muhammadiyah ini disebut dengan berislam dengan benar dan berkemajuan," kata dia.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:

> Humor NU: Orang Muhammadiyah Ikut Tahlilan Tapi Gak Bawa Pulang Berkat, Diledek Makan di Tempat Saja

> Bolehkah Makan Nasi Berkat dari Acara Tahlilan? Halal Bisa Jadi Haram

> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

Advertisement