Sabtu 20 Aug 2022 21:37 WIB

Menko PMK Sebut Ada Dua Indikator Utama Tingkatkan IPM di Indonesia

Tantangan masa depan dinilai Menko PMK merupakan tanggung jawab semua.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Muhammad Fakhruddin
Menko PMK Sebut Ada Dua Indikator Utama Tingkatkan IPM di Indonesia (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Menko PMK Sebut Ada Dua Indikator Utama Tingkatkan IPM di Indonesia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Peningkatan mutu layanan bidang pendidikan dan kesehatan menjadi determinan penting dalam rangka terus meningkatkan capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia. Pembangunan sumber daya manusia pada dasarnya merupakan pembangunan manusia baik sebagai subyek (human capital), obyek (human resources), dan sebagai penikmat pembangunan yang mencakup seluruh siklus hidup manusia sejak dalam kandungan hingga akhir hayat.

Pembangunan dan peningkatan mutu layanan di dua bidang ini harus terus diupayakan, baik dari sisi kesiapan SDM penyelenggara layanan, infrastruktur, inovasi, riset, jejaring kemitraan, serta hal-hal lain yang menjadi penunjang. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), IPM di Indonesia sebesar 72,29 poin pada 2021. Skor tersebut meningkat 0,49 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 71,94 poin.

Baca Juga

“Beberapa tahun ini IPM kita terus mengalami kemajuan yang signifikan. Namun, kita masih menduduki urutan ke 107 dari 189 negara jadi masih harus terus ditingkatkan,” ujar Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat menjadi Keynote Speech pada Seminar Nasional tentang Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan dan Kesehatan di Indonesia, di UMSIDA, Sidoarjo, Sabtu (20/8/2022).

Sejalan dengan hal tersebut, di tahun 2020 Bank Dunia dengan Indeks Modal Manusia (Human Capital Index) nya menunjukan bahwa Indonesia menempati peringkat ke 87 dari 174 negara, dengan capaian 0,54 poin, dan berada di peringkat ke-6 untuk kawasan ASEAN.

Adapun peningkatan mutu layanan kesehatan masyarakat dilaksanakan melalui sejumlah strategi dan kebijakan meliputi penanganan stunting, peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan primer, revitalisasi transformasi puskesmas, pengembangan produksi farmasi dan alat-alat kesehatan dalam negeri, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi dan bioteknologi di bidang kesehatan.

“Sementara di sektor pendidikan dilakukan melalui pembentukan PAUD HI di setiap desa, peningkatan akses dan pemerataan layanan pendidikan yang bermutu dan terjangkau bagi seluruh masyarakat, serta penyediaan calon tenaga kerja masa depan yang terampil dan profesional,” kata Muhadjir.

Tantangan masa depan dinilai Menko PMK merupakan tanggung jawab semua. Masing - masing pihak diharapkan berkontribusi dengan segenap daya dan upaya dalam lingkup kewenangannya.

“Perguruan tinggi bertanggung jawab dalam menyiapkan dan menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang unggul dan mampu bersaing global yang sejalan dengan kemajuan era digital,” jelasnya.

Muhadjir berharap, dengan dilaksanakannya seminar nasional ini masyarakat dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pembangunan SDM Indonesia dan perguruan tinggi terutama dapat memberi sumbangsih pemikiran baik itu sektor pendidikan maupun kesehatan

“Saya juga mendukung UMSIDA punya target jangka panjang akan membangun fakultas kedokteran (FK), itu sangat penting karena FK adalah sumber produksi tenaga kesehatan dokter yang kebutuhannya di Indonesia masih sangat besar,” tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement