Ahad 21 Aug 2022 22:54 WIB

Pancasila Diyakini Bisa Jadi Senjata Melawan Hoaks

Meski berbeda latar belakang budaya, Indonesia selalu bisa bersatu.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Ilustrasi Pancasila
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Pancasila

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah dan sopan santun, namun setelah berpindah interaksi di ruang digital seolah karakter tersebut hilang. Menipisnya kesopansantunan dan kesantunan ini menjadi salah satu tantangan budaya digital. Selain itu ada ancaman hilangnya budaya Indonesia karena media digital menjadi panggung budaya asing.

"Kebebasan berekspresi yang kebablasan, saya melihat rasa untuk menyampaikan pendapat dengan bebas itu sulit dikontrol," kata Wakil Rektor IV Institute Komunikasi dan Bisnis LSPR, Lestari Nurhajati saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok pendidikan di wilayah DKI/Jakarta Banten, dilansir pada Ahad (21/8/2022).

Baca Juga

Lebih jauh, ia mengatakan, dalam budaya bermedia digital individu diharapkan memiliki kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pengetahuan dasar akan nilai tersebut jadi landasan kecakapan digital.

Lestari kemudian menceritakan pengalamannya saat pergi ke Afganistan untuk menjadi tim pemantau Pemilu. Negara tersebut sering mengalami perang dan perpecahan, padahal suku bangsanya tak lebih banyak dari Indonesia, bahasa yang dikenal pun hanya tiga saja. Bahkan pemuka agama di sana belajar ke Indonesia mengenai bagaimana mempererat persatuan dengan kondisi negara yang multikultural. Ia membandingkan Afganistan dengan Indonesia yang notabene memiliki Pancasila. 

"Artinya ini yang harus dibanggakan (Pancasila), kita punya modal yang tidak dimiliki negara lain," kata Lestari.

Budaya digital adalah budaya Pancasila, hal ini menurutnya haruslah nyata diterapkan sebagai panduan katakter dalam berkehidupan sebagai landasan kecakapan digital. Seperti sila pertama mengenai cinta kasih dan saling menghargai perbedaan, kemudian sila kedua mengenai kesetaraan, sila ketiga harmoni mengutamakan kepentingan bersama. Adapun sila keempat memberi kesempatan setiap orang untuk berekspresi dan sila kelima semangat gotong royong. 

Dengan demikian, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika seharusnya bisa melawan hoaks yang begitu mudahnya membuat panik dan memecah belah masyarakat. Dengan pemahaman dan pengaplikasian Pancasila di segenap tatanan kehidupan nyata dan digital, masyarakat pun akan hidup secara aman dan damai.

Program Makin Cakap Digital didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok pendidikan di wilayah DKI Jakarta/Banten merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. 

Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Instruktur Edukasi4ID, Puguh Rismadi, System Analist dan Anggota RTIK, Dasep Purnama, serta Wakil Rektor IV Institute Komunikasi dan Bisnis LSPR, Lestari Nurhajati.

Dalam perjalanannya Program #MakinCakapDigital sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2021 yang lalu, berfokus pada peningkatan wawasan dan kecakapan digital masyarakat Indonesia yang diukur berdasarkan empat pilar digital, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital.

 

“Pada tahun 2022 akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat. Kinerja literasi digital pun mulai menunjukkan peningkatan dari segi kualitas. Peluang kecakapan digital tersebut perlu dimanfaatkan secara optimal, mengingat kita memiliki potensi sumber daya manusia yang besar”, ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate, dalam sambutan program Makin Cakap Digital beberapa waktu lalu seperti dilansir Antara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement