Senin 22 Aug 2022 19:45 WIB

Ini Tiga Sinyal Politik Pertemuan PDIP-Nasdem Menurut Pengamat

Puan dinilai butuh kepastian politik setelah Nasdem lebih memilih Ganjar.

Red: Teguh Firmansyah
Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan keterangan usai pertemuan di Kantor DPP Nasdem, Jakarta,  Senin (22/8/2022). Pertemuan tersebut dalam rangka silahturahmi sekaligus safari politik yang merupakan salah satu dari amanat Rakernas PDIP dengan menugaskan Puan Maharani untuk membuka komunikasi dengan partai lain menjelang Pemilu 2024. Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan keterangan usai pertemuan di Kantor DPP Nasdem, Jakarta, Senin (22/8/2022). Pertemuan tersebut dalam rangka silahturahmi sekaligus safari politik yang merupakan salah satu dari amanat Rakernas PDIP dengan menugaskan Puan Maharani untuk membuka komunikasi dengan partai lain menjelang Pemilu 2024. Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER  -- Pengamat politik dari Universitas Jember(Unej) Dr. Muhammad Iqbal menilai, ada tiga sinyal pesan politik dari pertemuan PDI Perjuangan (PDIP) dengan Partai NasDem. Pertemuan ini merupakan salah satu rangkaian safari politik Ketua DPP PDIP Puan Maharani.

"Pertemuan Puan Maharani dan sejumlah elite PDI Perjuangan di markas Partai NasDem tentu sangat menarik secara komunikasi politik dan pertemuan, itu bisa memberikan publik tiga sinyal pesan politik," katanya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin.

Baca Juga

Ia mengatakan sinyal pertama, yakni menepis anggapan selama ini adanya kerenggangan relasi politik antara PDI Perjuangan dengan Partai NasDem. "Kedua, menegaskan kebutuhan PDI Perjuangan untuk penguatan dukungan koalisi Pilpres 2024. Meskipun PDIP jelas satu-satunya poros parpol yang sudah punya tiket pencapresan, tapi masih berhitung rasional untuk memperkuat proyeksi modal kemenangan," tuturnya.

Kemudian sinyal ketiga, menunjukkan bahwa safari penjajakan Puan Maharani ke Partai NasDem perlu dipahami sebagai saluran untuk kepastian politik pencapresan.

Seperti diketahui bahwa Rakernas NasDem2022 telah sepakat mencalonkan Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andhika Perkasa dalam Pemilu Presiden 2024. "Ganjar yang kader PDIP menjadi satu capres versi Rakernas NasDem. Mengapa bukan Puan Maharani? Pada konteks itulah safari Puan membutuhkan kepastian politik," ucap pakar komunikasi politik Unej itu.

Namun, lanjut dia, apakah safari politik Puan akan berpotensi mengubah peta poros koalisi dan tentu potensi perubahan peta koalisi bisa saja terjadi karena tidak ada yang abadi dalam politik kecuali kepentingan politik itu sendiri.

"NasDem niscaya konsisten dan berkomitmen penuh atas hasil rakernasnya. Siapa dari tiga nama yang diusung sebagai capres, jelas masih terlalu dini dipastikan karena masih ada sekian waktu untuk memastikan capresnya," ujarnya.

Demikian pula dengan PDIP, boleh jadi sebagai upaya Megawati untuk bersikeras mencapreskan Puan Maharani semata menjaga arus dan arah sentimen dukungan politik ke PDIP. Namun bila tiba momentum, kata dia, bisa saja berubah.  Mungkin malah Ganjar Pranowo yang akan diusung agar peluang memperkuat poros koalisi dengan NasDem dapat terjadi.

"NasDem sampai kini belum memastikan siapa capres tunggalnya. Masih ada tiga nama dan salah satunya Ganjar, sebagai kohesi koalisi dengan PDIP. Itulah makna cek ombak safari politik Puan Maharani," katanya.

Ketua DPP PDIP Puan Maharani bertemu dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di Kantor NasDem Tower untuk membangun komunikasi dan sinergi dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa jelang Pemilu 2024.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement