Selasa 23 Aug 2022 13:53 WIB

HNW: Universitas Al Quds Dibutuhkan untuk Pendidikan Warga Palestina

Semua kegiatan di universitas itu tidak terkait dengan terorisme

Red: A.Syalaby Ichsan
Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, Israel telah terbukti melakukan kejahatan apartheid terhadap bangsa Palestina. Sebagaimana dinyatakan pemerintah Afrika Selatan, lembaga HAM di Palestina, Israel, dan lembaga-lembaga HAM internasional seperti Human Rights Watch dan Amnesty Internasional.
Foto: istimewa
Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, Israel telah terbukti melakukan kejahatan apartheid terhadap bangsa Palestina. Sebagaimana dinyatakan pemerintah Afrika Selatan, lembaga HAM di Palestina, Israel, dan lembaga-lembaga HAM internasional seperti Human Rights Watch dan Amnesty Internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) menjelaskan, keberadaan Universitas Al Quds dibutuhkan untuk menjalankan peran-peran pendidikan bagi warga Palestina di Yerussalem. Untuk itu, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengajak umat Islam seluruh dunia mendukung perguruan tinggi yang berada di Palestina tersebut.

"Lembaga pendidikan ini sangat diperlukan oleh warga Palestina yang berada di Yerusalem. Lembaga ini memerlukan dukungan dari umat Islam di seluruh dunia," kata Hidayat Nur Wahid dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Hidayat menyampaikan hal itu saat menerima Guru Besar dan Dekan Universitas Al Quds Orwa Sabri dan Ketua Lembaga Wakaf Universitas Al Quds Nurullah Sahid di Ruang Kerja Wakil Ketua MPR, Gedung Nusantara III Lantai 9, Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (22/8).

Dalam pertemuan itu,  Orwa Sabri dan Nurullah Sahid menyampaikan bahwa Universitas Al Quds merupakan universitas resmi. Semua kegiatan di universitas itu diakui oleh Pemerintah Palestina, sehingga tidak terkait dengan terorisme dan radikalisme.

HNW menjelaskan, dua tokoh Palestina tersebut mengharapkan dukungan, bukan hanya dari Indonesia tetapi dari  seluruh dunia karena mereka bukan kelompok politik.

"Mereka juga bukan kelompok militer, tetapi mereka adalah kelompok intelektual untuk kerja-kerja pendidikan dan diakui oleh Pemerintah Palestina," jelas dia.

Dia juga menegaskan kepada Orwa Sabri dan Nurullah Said bahwa berdasarkan konstitusi di Indonesia, secara prinsip sikap Indonesia dari dulu adalah membela kemerdekaan Palestina dan menolak penjajahan Israel.

Terkait dengan wakaf dan kerja sama dalam bidang pendidikan, Hidayat menyarankan agar Universitas Al Quds berkomunikasi langsung dengan lembaga-lembaga resmi di Indonesia, dalam hal ini Badan Wakaf Indonesia, BAZNAS, Nahdlatul Ulama, maupun Muhammadiyah.

"Mereka menyambut baik usulan itu. Tentu sebagaimana dahulu, sebelum Indonesia merdeka, para bapak bangsa mempersiapkan sumber daya manusia dengan mendirikan universitas-universitas," ujar Hidayat Nur Wahid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement